Author: ira
•12:23 AM


Alhamdulillah, Menang! Begitu hatiku besorak pun bersyukur. Sebenarnya aku sudah kehilangan harapan, pasalnya resensi “Paris Lumiere de l’Amour: Catatan Cinta dari Negeri Eifel” yang kukirim ke alamat email LPPH (Lingkar Pena Publishing House) tidak sampai, mungkin karena alamat emailnya salah atau kurang lengkap. Ya sudahlah, lirihku saat membaca pengumuman daftar nama pengirim resensi dan namaku tidak ada. Aku kecewa.

Seperti biasa setiap kali aku gagal melalukan atau meraih sesuatu aku selalu yakin dengan ungkapan “Jangan menatap pintu tertutup itu berlama-lama, nanti tidak dapat melihat pintu lain yang masih terbuka.” Oleh karena itu tidak ku biarkan kecewa itu berlama-lama, maka ketika Mbak Rosita –Penulis Buku yang diresensi—mengumumkan lomba susulan, walau hadiahnya tak “seWAH” lomba utama aku langsung mengirimkan lagi resensiku, kali ini aku lebih teliti memasukan alamat emailnya.

Akhirnya obat kecewa itu ada. Kemarin (14 Desember 2009) entah siapa yang membisiki aku coba mencari nama ku di Google dan muncul :

Famille Monlouis - Sihombing - Diary Online
Ira Sudiharjo, Resensinya ada di SITU. 2. Leila, Resensi-nya di SANA. (Masing-masing mendapat magnet kulkas, koin kuning Eiffel,dan post card) http://sikrit.multiply.com/journal?&page_start=0


Tanpa berpikir panjang aku klik link tesebut, aku dapati namaku dan aku tersenyum, Alhamdulillah. Merci Mbak Rosita --Nyoba berterimaksih dengan bahasa Prancis)-- siapa tau suatu hari nanti dapat menginjakan kaki ke negeri Napoleon nan indah itu.

Selengkapnya..
Author: ira
•5:10 PM


Mentari menutup mata, malam meraja
Sementara hatiku berdegup
mengeja kata rindu
meraba rasa yang tiada tentu


Aku berharap denting dawai hujan malam ini
untuk menghapus dua jejak hari kemarin
namun hujan masih mendung
maka kutitip resah pada angin yang mengayun dedaun

Selengkapnya..
Author: ira
•8:48 PM


(Hari pertama melamar kerja)


Sesungguhnya setelah makan siang kemarin 3 December 2009 aku ingin segera kembali ke kantor, tapi sebuah topik pembicaraan telah mengundang tawa diantara kami, bukan gosip tentu saja, ini cerita hari pertama kami berinteraksi dengan karyawan lama tempat kami bekerja sekarang.

“Seorang staff Accounting, mengatakan: “Pada pagi hari sabtu aku datang mengantarkan berkas lamaran ke HRD, Siang harinya aku ditelepon Manajer HRD untuk datang mengikuti tes tertulis Besok. Hari minggu – sehari sesudah aku ditelepon HRD -- aku datang ke kantor dan mendapati seorang OB sedang membersihkan kantor, kemudian aku bertanya, “Apakah ada tes hari ini?” si OB menjawab “Biasanya ada tapi hari kerja, bukan hari minggu” begitu jawabnya. Setelah menunggu beberapa lama aku memutuskan pulang, dan pada hari seninnya aku datang kembali dan benar saja banyak yang akan mengikuti tes tertulis”
(Terlalu bersemangat, emangnya PNS tesnya hari minggu?)
< class = "full post">
Ceritaku juga kurang sedap waktu pertama kali melamar kerja walau tak semalang temanku yang staff accounting itu, hari itu aku datang ke kantor dan bertemu seorang satpam, aku telah mengatakan kepada satpam tersebut bahwa aku telah janji untuk bertemu dengan manajer HRD, tapi si satpam mengatakan si Manajer sedang Meetting, satpam meminta berkas lamaranku agar dititip saja, aku menyerah dan memilih pulang. Aku hampir tiba di kostanku, aku di telepon oleh manajer HRD. Aku diminta untuk kembali ke kantor untuk tes tertulis. Kesal sekali aku dengan satpan itu, akhirnya aku kembali ke kantor lagi. Jadilah hari itu aku delapan kali naik angkot karena 2 kali pulang pergi dari kostan ke kantor itu dua kali naik angkot.
(Wah rugi abangnya)

Lain cerita temanku, lain ceritaku maka lain lagi cerita staff IT (Information Technology), ia bertutur, “Seperti pencaker (Para pencari Kerja) umumnya hari itu aku mengenakan pakaian terbaik dengan sepatu mengkilap habis, aku berangkat dari rumah di Teluk Betung Bandar Lampung menuju Natar Lampung selatan, lumayan jauh, tiba di tengah jalan hujan turun deras dan aku tidak membawa jas hujan, karena sudah janji pada jam itu aku menerobos hujan. Aku tiba juga di kantor dengan keadaan basah kuyup. Seorang sales counter menghampiriku sembari menatap heran karena di sekitar kantor panas terang benderang. “Mau bertemu siapa Pak?” begitu sapanya. Aku mengaku ingin menemui manajer accouting untuk menyampaikan contoh aplikasi yang telah aku buat.
“Boleh dititipkan kepada saya nanti saya sampaikan” begitu sarannya masih dengan tatapan heran.
“Jika Mbak bisa mengoperasikan sistem yang saya buat tidak mengapa” begitu aku bertahan ingin bertemu manajer accounting itu.
“Ya, sudah tunggu sebentar” akhirnya sales counter menyerah.
Aku berhasil presentasi dengan keadaan basah di ruangan ber-AC. Brrrrrruuuurr dwingiin!
(Selamat ya, sungguh perjuangan yang mengharukan!)

Satu jam tetap dinanti, itulah waktu istirahat, termasuk aku. < /span >

Selengkapnya..
Author: ira
•2:26 AM


Pelangi, entah berapa lama aku habiskan waktu menanti lengkungan balok warna-warni, merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu. Aku akan sabar menantinya, karena sekarang musim kemarau, dan tidak ada pelangi saat kemarau. Aku tahu benar itu, karena pelangi baru muncul seusai hujan turun.

Pada sore yang yang langitnya jingga, dan angin pun tenang, awan telah menjadi mendung, pekat sangat, sedang matahari mengintip merah dibalik cakrawala. Aku berharap hujan turun cepat, sebelum gelap.

Hujan riang, menyapa alam, mengoda debu, berjinjit di atap, membasahi batu, tapi hujan turun terlambat, malam telah merapatkan selimutnya. Dunia telah tidur lelap. Aku mengintip ke luar jendela dari kamarku yang senyap, tak ada bintang, tak ada bulan, apa lagi pelangi, aku tahu kini pelangi juga tak muncul malam hari, dan aku kecewa.

Selengkapnya..
Author: ira
•9:38 PM

: ANS

Aku rindu jejak riang gerimis di atap-atap
Pada malam berdawai hujan.
Aku, kau, saat itu
Saat gelap dan lilin hanya sejari.

Kau ingat itu, teman
Saat syair mengalun, dari bibir-bibir tak tahu do-re-mi
lalu lelap kita dibuai mimpi,

dan kini, Maria I adalah kenangan.





Note: untuk teman satu kamar waktu kost dulu, dua tahun bukan waktu yang sebentar walau tak terlalu lama, tapi telah banyak hal kami alami.

Selengkapnya..
Author: ira
•5:00 PM


Judul Buku : Kata-kata Motivasi Dosis Tinggi
Penulis : William Tanuwidjaja
Penerbit : MedPress (Anggota IKAPI)
Tebal Halaman : 96 halaman
Harga : 16.000

Jangan berkomentar buku murahan! Tapi baca dan rasakan “khasiatnya”
“Menu Pertama” yang wajib dibaca:

Setiap kali fajar menyinsing,
Seekor rusa terjaga
Ia tahu hari ini ia harus berlari lebih cepat
Dari seekor singa yang tercepat.
Jika tidak, ia akan terbunuh

Setiap kali fajar menyinsing,
Seekor singa terbangun dari tidurnya
Ia tahu hari ini ia harus mampu
Mengejar rusa yang paling lambat
Jika tidak, ia akan mati kelaparan

Tak masalah apakah kau seekor rusa,
Atau singa
Karena setiap kali fajar menyingsing,
Sebaiknya engakau mulai berlari
(Puisi Tradisional Rimba Afrika)


Aku juga tidak tahu sebagai seekor rusa atau singa, hanya perumpamaan saja kukira, yang jelas aku manusia, tapi aku akui puisi ini telah memberi motivasi lebih kepadaku hari ini (15 November 2009), seharian saya terbaring di tempat tidur, karena sakit kepala, sungguh hari minggu yang tidak menyenangkan tentu saja, padahal aku sudah mempunyai setumpuk rencana dengan “pacarku” (Baca Laptop) untuk menyelesaikan beberapa tugas kantor atau menulis sebuah cerpen. Rencana tinggal rencana dan yang terjadi adalah kenyataan.

Menjelang magrib sedikit reda, aku teringat sebuah buku yang aku beli minggu sebelumnya yang belum sempat ku baca. Masih kabur mataku meraih buku itu dari tumpukan di sisi dipanku, pada sampul belakang buku itu tertulis puisi tersebut, aku tersenyum getir. Hari ini aku tak berlari malah terbaring, jika aku seekor rusa, aku kira singa tak menyukai seekor rusa yang sakit, tapi masalahnya jika aku singa, aku harus tetap berlari mengejar rusa agar tak mati kelaparan, itu artinya aku harus sembuh. Sebuah sugesti positif yang aku rasakan.

Buku mungil ini terdiri dari sepuluh bagian;
1. Berlari lebih cepat
2. Keberanian mengambil keputusan
3. Ketangguhan menghadapi masa-masa sulit
4. Kesuksesan menjual
5. Keberanian mengubah hidup
6. Inspirasi menjadi pemimpin sejati
7. Cinta, perkawinan dan keluarga
8. Persahabatan dan ketulusan
9. Harapan dan kesuksesan
10. Bagaimana berpikir dan berjiwa besar

Buku motivasi ini berisi ulasan setiap bagiannya dan dilengkapi dengan pepatah atau motto hidup orang-orang terkenal. Selesai sepuluh bagian ku baca, rasa sakit kepalakku semakin berkurang, mungkin karena motivasi buku ini atau obat yang sudah dua kali aku minum, tak mau ambil pusing aku membatin “karena dua-duanya.” Aku membatin jika buku ini dilengkapi dengan kisah sukses para tokoh terkenal tersebut, sehingga pembaca dapat mengambil pelajaran yang lebih banyak, tentu akan semakin menarik.

Aku telah berhasil “berlari” hari ini dengan menulis yang sedikit ini, tapi paling tidak aku tidak terbaring seharian dan tulisan ini akan aku posting di blogku besok, dan berharap akan menjadi motivasi bagi orang lain. Meski matahari telah tutup usia untuk hari ini, aku yakin esok matahari akan datang lebih subuh, ketika aku telah siap berlari lebih kencang dari singa tercepat, Insyaallah….

Akhir kata Gunakan kesempatan yang lima sebelum yang lima, dan Sehat adalah nikmat luar biasa!

Selengkapnya..
Author: ira
•11:58 PM

Selengkapnya..
Author: ira
•4:02 PM


Taukah kawan binatang apa yang paling aneh?


sesusungguhnya kawan semua pernah menyebut nama binatang ini, percaya tidak? nama binatangnya adalah "Belalang Kupu-kupu" :)


lalu kenapa saya katakan aneh?

karena belalang kupu-kupu, pagi makan nasi dan malam minum susu *_*


sebenarnya biasa saja, tapi ideku untuk mengatakan "binatang aneh" ini karena pertanyaan kritis keponakan yang masih kecil, begini dia bertanya "Bule Ila(*, belalang kupu-kupu itu kayak olang(** ya, makannya nasi dan minum susu lagi"


seketika aku tersenyum dan bingung mau ngomong apa.




Note:

(* : Bule Ira

(** :Orang (Biasa anak kecil belum bisa ngomong R)


Cerita ini hanya untuk mengendurkan urat pipi, ayo tersenyum, bukahkan senyum adalah ibadah paling murah.



Selengkapnya..
Author: ira
•2:08 AM

Hari ini 31 Oktober, aku melihat air dimana-mana
Pada meja kerjaku
Pada kertas berangka-angka
Pada jalan dan mobil-mobil
Pada wajah kawan-kawan yang dulu tertawa padaku
Pada kalender 2-3-4 November
Pada secuil kertas yang belum terbubuhi setuju

apakah kawan tahu, kenapa aku melihat air dimana-mana?

Karena hari ini, mataku berkaca-kaca
bukan menangis, karena tak tumpah.

Selengkapnya..
Author: ira
•10:02 PM

Judul : Paris Lumiere de l’Amour: Catatan Cinta dari Negeri Eifel

Pengarang : Rosita Sihombing
Penerbit : P.T. Lingkar Pena Kreativa
Jumlah Halaman : 172
Harga : Rp 32.000,00
Peresensi: Ira Sudiharjo



Mana lagi?. Hanya ini? Kok, cuma ini saja? Begitu saya bergumam setelah melahap 172 halaman buku ini, rasanya kurang. masih “lapar”. Masih banyak hal yang saya ingin tahu, masih banyak pertanyaan bermunculan di benak saya.

Itulah kesan yag saya rasakan. Kesan tersebut mungkin timbul karena saya telah jatuh hati kepada negara Zinedine Zidane itu. Paris kota mode dunia, kota yang terkenal keromantisannya, lalu siapa yang tidak mengetahui kemegahan Eifel atau keindahan Champs Elysees? Tentu semua tahu, tapi jika Paris dan seluk beluk kehidupan di kota yang Muslim adalah minoritas ini diceritakan oleh seorang muslimah yang bukan berasal dari Prancis, seorang Warga Negara Indonesia yang menikah dengan lelaki mualaf dan tinggal di sana beserta anak lelaki pertamanya yang lucu, tentu akan menimbulkan keingintahuan yang berbeda, tidak sekedar ingin tahu seperti waktu belajar sejarah Revolusi Prancis, tentang kemerdekaannya pada 14 Juli 1789 dan peristiwa yang menyertainya seperti runtuhnya penjara Bastille, karena informasi semacam ini kita dapat peroleh dengan membaca buku atau browsing di internet.

Prancis? “Negeri Napoleon tetap setinggi bintang di langit. Mimpi saja tak berani” begitu kenang Rosita Sihombing dalam bab Pengantar cinta dari kota cahaya, kalimat itu tentu dulu, sewaktu penulis buku ini masih tercatat sebagai mahasiswa Sastra Inggris Universitas Lampung, Indonesia, tapi takdir dan cinta telah mempertemukannya dengan Patrick Monlouis, pemuda asal Prancis yang kemudian dinikahinya. Pernikahan telah membawa penulis untuk merasakan, menghirup udara dan tinggal di Negara yang dulu disebutnya setinggi bintang di langit itu, dan cerita cinta pun dimulai.

Ups, jadi cerita penulisnya, tapi saya kira ini penting mengingat buku ini di tulis dengan sudut pandang “aku” , aku di sini yaitu penulis sendiri sehingga buku ini menjadi seperti diary, memang jadi terkesan subjektif, tapi justru itu menjadi daya tarik tersendiri, di mana pembaca ingin tahu lebih detil tentang Paris dari sudut padang seorang pendatang. Buku ini terdiri Lima bab yang membahas kebudayaan, fasilitas umum, makanan dan minuman, Iklim, peribadatan, hubungan sosial, persahabatan, serta tak ketinggalan cinta dan kasih sayang dari sudut pandang seorang “perantau” yang tinggal di negeri orang.


Sebagai orang yang awam tentang Paris, saya tak jarang berkomentar, “jadi begitu” di lain halaman saya berseru “Ternyata” atau kemudian “Subhanallah, bagusnya” ketika penulis bercerita, KBRI adalah lembaga yang memiliki peran penting bagi WNI yang ada di sana, saat Penulis mengisahkan demontrasi pegawai kereta dan Paris seketika menjadi kota yang macet oleh mobil-mobil pribadi, saat penulis bercerita bahwa di negara semaju Prancis ada penyewaan sepeda yang disebut velib, saat penulis menggambarkan gemerlapnya menara Eifel oleh cahaya kembang api saat perayaan 14 Juli, saat penulis bercerita bahwa di sana Islam bukan mayoritas serta perjuanagan penulis dan suami untuk istiqomah di dalam menegakkan ajaran Islam, saat penulis berkisah tempat belanja bahan makan khas tanah air yang halal, saat penulis menjelaskan begitu banyak kode makanan yang megandung babi, saat penulis menjelaskan walau Paris negeri empat musim namun di sana salju jarang turun, saat penulis mengatakan sholat Isya pada musim dingin pada pukul 03.00 dini hari, saat penulis menceritakan pengalaman persalianan anak pertamanya, saat penulis bertutur kegigihan suami tercinta mendalami Islam, dan ternyata mengganti kunci pintu di Paris harganya hampir sama tiket Indonesia-Paris Pulang Pergi! Wow!

Sekali duduk buku bersampul coklat dengan gambar menara Eifel yang besar itu selesai saya baca, ada beberapa catatan saya, karena sejak awal saya merasa kurang, harusnya lebih banyak lagi cerita tentang Paris yang dapat dibagi, tetapi justru cerita tentang Patrick, suami penulis memakan porsi yang lumayan banyak, kemudian ada penulisan bahasa keseharian yang tidak baku, mungkin lupa untuk dicetak miring, dan yang pertama membuat kening saya berkerut adalah kata Voila Paris, kemudian di bagian lain Bon Appetid, alangkah baiknya jika judul bagian itu ditulis pula artinya, mengingat tidak semua pembaca tahu artinya, namun yang saya rasa lebih mengganggu justru foto perempuan berkerudung di sampul buku itu, menjadikan buku ini seperti untuk kalangan tertentu, untuk muslimah atau umat Islam saja, padahal informasi bermanfaat tentu untuk semua kalangan.

Terlepas dari catatan saya yang hanya seklumit itu, tentu saya akan berujar buku Paris Lumiere de l’Amour, Bagus! Penuh informasi yang bermanfaat.

Selamat membaca.....

Selengkapnya..
Author: ira
•12:52 AM


Selengkapnya..
Author: ira
•1:20 AM

Siapa kau?

Kau, yang telah mengambil akal sehatku
Diam-diam

Kau yang mengambil porsi tidurku
Semalaman

Kau yang mencuri nafsu makanku
tapi aku merasa kenyang

kau, kau,
kau siapa?
kuperingatkan kau!

Jangan kau ambil hatiku!
itu milikku untuk-Nya

Selengkapnya..
Author: ira
•2:49 AM


kepada MHW

Aku ingin bercerita tentang dua kuncup mawar
Kala pagi yang masih hijau
Dan senja yang telah merona
Dengan segala kesungguhan hati dan berharap kuncup diberkati
Sungguh aku ingin dua kuncup itu mekar jadi cinta


Pada siang yang terik, satu kuncup terluka oleh duri
Ia Mencari dan tiada menemukan embun penghilang dahaga
hingga kuncup memerah air mata lalu meminumnya,
dan tangis pun kini henti


Air mata itu telah menyulap mawar teluka
Bukan merah, tapi transparan
Bening kini, tawar sudah.
memeram harap pada suhu sepi.

Dua kuncup telah kelopak,
Transparan dan merah
Memandang dunia dari dua arah
Penuh duga, dua Pransangka
Tapi, ku kiri cinta masih ada.

Selengkapnya..
Author: ira
•3:14 AM



“Satu-satu aku sayang ibu
Dua-dua juga sayang ayah
Tiga-tiga sayang adik kakak
Satu-dua-tiga, sayang semuanya”


Kenal Syair lagu ini? Semua orang pasti tau dan bahkan tau persis bagaimana lagu ini dinyanyikan, bagi kebanyakan orang lagu ini mungkin tidak istimewa, tapi lain bagiku, selain lagu ini sarat makna walau pengungkapanya langsung mungkin karena ini lagu anak-anak, tapi apakah engkau pernah memperhatikan lagu ini dengan saksama?? aku sudah, bahkan sedari aku masih gadis cilik berseragam merah putih, saat itu aku masih duduk di bangku kelas satu sekolah dasar, hasil dari pengamatan seorang gadis cilik saat itu adalah: lagu satu-satu sayang ibu ini tidak ada huruf “R” nya satu pun.

Nah karena tidak ada “R” nya inilah lagu ini menjadi lagu kesayanganku sampai semester dua kelas dua Sekolah Dasarku, aku selalu menyanyikan lagu ini ketika guru kesenian memerintahkan anak muridnya bernyanyi di depan kelas. Pernah suatu ketika aku tidak menyanyikan lagu satu-satu aku sayang ibu tapi Bintang Kecil, hasilnya karena aku cadel dalam menyebut huruf “R” hasilnya aku jadi bahan ledekan teman-temanku lebih dari satu minggu karena hal inilah aku lebih memilih lagu satu-satu aku sayang ibu yang bersih dari huruf “R”

Jenuh setiap kali menyanyi lagu satu-satu sayang ibu, aku mencari lagu yang tidak ada huruf “R”nya yang lain, tetapi aku tidak menemukannya, ada yang tahu selain lagu ini, lagu yang tidak mengandung huruf “R”?

Rasanya aku sangat ingin berterimakasih kepada pengarangnya yaitu Ibu Sandiyah Soerjono alias Bu kasur, walau gadis cilik berseragam merah putih itu belum tahu siapa pengarang lagu yang ternyata bukan berjudul satu-satu aku sayang ibu, melainkan sayang semuanya, " terimakasih telah menciptakan lagu yang sederhana namun sarat makna dan tidak mengandung huruf "R"

Selengkapnya..
Author: ira
•1:53 AM

Musim dingin terlalu panjang.

Bahkan kuncup telah beku berselimut salju

Daun-daun berguguran tinggalkan dahan.

sedang ranting kaku sendirian.

Selengkapnya..
Author: ira
•10:29 PM


Perhatian : boleh dibaca 17+ atau BO (Bimbingan Orang Tua)

Konon, pada suatu malam yang lebih gelap dari biasanya, mendung menyimpan semua bintang di balik jubah hitamnya yang luas, bahkan purnama tak mampu menembus pekatnya jubah mendung, hanya kilat yang sesekali membelah pekat malam itu, memberi terang sekaligus rasa ngeri. Guntur bersahutan seolah saling adu kehebatan ilmu, dan hujan turun dengan deras mengguyur sebuah pemukiman kecil dipinggir hutan jati.
Huhhhh! Bahasaku lebaay…. ya?

Aku lanjutkan, pada sebuah rumah bambu seorang pemuda tinggal seorang diri, untuk menurangi rasa dingin sekaligus mengusir nyamuk sang pemuda menyalakan perapian, rupanya nyamuk tidak semua pergi bahkan masih banyak tetap menyantap darah pemuda sebagai makan malamnya. Sang pemuda geram, ia dengan sigap memukul setiap nyamuk yang hinggap di tubuhnya dengan telapak tangan. Plek! Plek! Plek! Begitu setiap kali ada nyamuk yang hinggap di tubuhnya pasti terdengar bunyi, Plek...!!

Di luar, tak jauh dari rumah pemuda, seekor harimau kedinginan dan sesekali mengibaskan badannya, mengeringkan bulu-bulunya dari guyuran air hujan. Sedari tadi harimau memperhatikan nyamuk yang keluar masuk rumah sang pemuda, telinga harimau pun mendengar dengan jelas setiap bunyi Plek! PleK! Plek! Kemudian Harimau beanggapan bahwa bunyi, Plek! Plek! Plek!itu adalah bunyi nyamuk yang sedang memangsa dan mematahkan tulang manusia, lalu Haraimau berbicara dalam hati “ Nyamuk saja yang kecil tak bertulang dapat mematahkan tulang belulang manusia, apalagi aku, sang Raja Hutan, yang gagah dengan belangku, yang ditakuti karena taringku dan disegani karena aumanku, pasti suaranya akan lebih dasyat jika aku yang memangsanya”

He..he.. he.., pasti tidak percaya dengan dongenku, just kidding hanya untuk mengendurkan urat pipi dan bibir supaya tersenyum..

Selengkapnya..
Author: ira
•3:29 AM

Ramadhanku… belum saja pergi aku sudah rindu, jika kalimat ini aku carikan ganti maka, aku ingin setiap bulan adalah Ramadhan, hingga setiap amal dan pahalaku dilipatgandakan, setiap dosaku diampukan.

Ramadhanku… belum saja pergi aku sudah rindu, aku sedih jika tigapuluh hari nanti benar-benar telah usai, tapi aku akan lebih sedih lagi jika kepegianmu tak berarti apa-apa bagi hatiku, tak meninggalkan bekas bagi jiwaku, tak jadikanku hamba-Nya yang lebih bersabar dan bersyukur.

Ramadhanku… belum saja pergi aku sudah rindu, aku tahu pada akhirnya tigapuluh hari akan berakhir pada malam yang gema takbir bergemuruh di penjuru alam, dan butuh waktu sebelas bulan untuk menanti kedatanganmu lagi, itu waktu yang lama, terlalu lama bahkan, untukku yang tidak tahu apakah usiaku sampai pada kedatanganmu yang berikutnya. Ramadhan aku benar-benar rindu.

Selengkapnya..
Author: ira
•12:56 AM

Apakah hati sebuah bangunan?
Berdindingkah,
Beratap juga?

Seluas, Setinggi apa?
Berpintukah,
Adakah jendela?

Jika bukan,
Mengapa perasaan singgah,

Adakah perasaan miliki kunci?
'tuk masuki ruang sempit hati
Berteduh saat terik matahari
Berlindung saat petir dan hujan turun.

menaruh cinta, meninggalkan benci
berebut tempat, menuntut jawab


Adakah hati itu ruangan?

Selengkapnya..
Author: ira
•2:21 AM

Kemarin, puasa hari ke 12 tahun 1430 H, ada hal beda dari biasanya buatku, biasanya aku buka puasa sendirian di mes kantor tapi kemarin bubar (buka bareng) teman-teman kantor. Sebenarnya mereka yang hadir adalah teman-teman dari divisi Pembiayan sedang aku sudah di mutasi ke divisi lain sejak Maret 2009 yang lalu, tetapi karena aku akrab dengan mereka semua, aku ikut acara bubar kemarin, ketika mereka mencandaiku dengan mengatakan “Eh! Anak mana kamu?” aku menjawabnya “aku kan alumni divisi pembiayaan” tentu hal ini hanya supaya suasana lebih hidup, dan aku tidak merasa bukan bagian mereka walau dari divisiku aku hanya seorang diri.

Bubar kemarin lumayan ramai, membuatku sejenak melupakan rumah, biasanya menjelang buka jiwaku pulang ke rumah separuh, menengok masakan ibu dalam khayalan dan membaui aroma kolak kesukaan Bapak dalam ingatan, karena bagi Bapakku sebulan penuh puasa dengan menu pembuka kolak setiap hari tak mengapa, tak akan ada kata bosan, dan setiap hari ia akan bertanya
”buat kolak nggak hari iri?”
“hmmmm aku saja yang buat bosan, Pak. Kok sampeyan yang makan tak bosan” begitu biasanya ibuku menanggapi.
Tiba-tiba senyum mengembang di bibir, “kunjungan” sore ke rumah berakhir dan aku mendapati diriku sedang menunggu buka dengan secangkir teh manis hangat tanpa kolak, apalagi Bapak dan Ibu, tetapi kemarin aku tidak “pulang” aku tersulap riuh dan ramainya mereka. Dengan menu pembuka Es cendol, bakwan goreng, kue bolu, dan tentu tak ketinggalan kurma, tapi untuk buka aku lebih memilih teh manis hangat ketimbang es. Setelah sholat magrib barulah buka yang sesungguhnya, kali ini menunya, ayam bakar, sayur sup, sambal dan tidak lupa lalapan tentu saja

Alhamdulillah, saya kira itu yang ada di setiap hati kami kemarin, seusai menyantap hidangan yang di sajikan temanku di rumah kakaknya yang penuh piala, aku tak dapat menghitung karena setiap sudut ada piala, aku kira jumlahnya ratusan puncaknya tentu kemenangan Chintia Jaya Malini (15) meraih juara umun pada ajang Global Art Internasional Competition yang diselenggarakan di Guangzhou, China, 30 November 2008 lalu.Ini ada cerita lain dari bubar kemarin tapi justru ini hal mengesankan yang membuat mataku terbuka lebih lebar lagi untuk melihat kesungguhan dalam berusaha dan mencapai sesuatu yang kita inginkan. Luar biasa tentu saja, aku angkat topi untuk bakat dan prestasi Chintia, teruslah berkarya, dunia menanti ide-idemu dalam sebuah kanvas.

Back to Bubar; Ada hal yang selalu membuatku agak sedikit malu, tapi bukan hal yang buruk ku kira, aku menyebutnya rezeki anak kost, karena setiap ada event makan-makan dengan teman kantor biasanya aku mendapat recommended untuk bungkus, katanya kasian anak kost. Jika boleh aku meminjam slogan Mbah Surip : Thankyou Pull kawan. Akhirnya menjelang adzan Isya kami berpamitan pulang. setibanya di Mes aku mencari “rezeki anak kost” ku, tapi tak ada. Aku terseyum getir, hmmm pasti ketinggalan di ruang tamu di rumah temanku tadi saat aku asyik melihat berbagai lukisan dan foto-foto Chintia, tetapi aku tidak akan merubah kata : Thankyou Pull Kawan for every thing….

Selengkapnya..
Author: ira
•6:04 PM


RUMUS: MENUNGGU tambah BETE dibagi SADAR BAHWA KITA MANUSIA sama dengan MAAF

CONTOH KASUS: Pernah punya janji untuk bertemu di suatu tempat pada jam yang telah disepakati? Saya kira hampir setiap kita pernah. Tentu punya janji sama dengan punya kewajiban, begitu aku merasa sore itu, tepatnya Rabu 12 Agustus 2009, kami sepakat untuk bertemu jam 19.00 di Bunderan Tugu Raden Intan, Lampung.

Pada hari itu aku bekerja hingga menjelang adzan magrib, maklum aku akan cuti untuk rencana kami itu, jadi kerja kejar tanyang untuk beberapa episode hari cuti besok, benar saja aku tiba di mes adzan telah usai, jam menunjukan pukul 18.15. Teeeppppppp! Mati lampu! Ukhhhhh sebel! Belum, mandi, packing dan yang tak kalah penting belum makan laper banget. Harus makan mau jalan jauh, ya ga jalan si.. wong mau ke solo mosok jalan.

Dengan penerangan lilin yang remang-remang, semua beres! mandi, packing, semua dikerjakan dengan tergesa dan agak asal-asalan, tapi tidak untuk makan, aku tetap baca bismillah, makan dengan tangan kanan dan duduk dengan baik. Belum selesai makan ada SMS masuk, ku tengok jam 19.05, waduh! Gawat teman-teman dah nunggu nih, pikirku. Tanpa pikir panjang aku sudahi makan malam hari itu, aku ambil jaket, menyandang tas dan menenteng ransel isi baju,
“Ayo, dek mereka sudah menunggu” ujarku pada adik yang mau mengantarku,
“iya Mbak, tapi bagus kita datang langsung berangkat daripada kita menunggu lama di sana” jawab adikku sambil mengambil kontak motor di atas lemari dan membantu membawakan ranselku.
“Iya, tapi ga enak membuat orang menunggu” begitu aku beralasan.

Sepanjang perjalanan aku membayangkan mereka berlima sudah menungguku dan memasang wajah kesal karena menunggu terlalu lama. maklum dari tempaku lama perjalanan 15 menit, berarti kira-kira aku membuat mereka menunggu selama duapuluh menitan. Ahh.. aku tau itu bukan waktu yang lama untuk sebuah film kesukaan yang kita tonton, tapi akan beda kalau duapuluh menit menunggu.

Aku merasa bersalah, kenapa tadi tak pulang kerja lebih awal, atau packing dari kemarin, ah selalu menyesal itu di belakang. Sejurus kemudian aku sudah mempunyai jalan keluar masalah ini, di otakku telah tersusun permintaan maaf yang begitu tulus from my deep heart

“Maaf telah membuat kalian menunggu, bukan maksudku begitu, tapi tadi magrib saja aku baru pulang kerja, ditambah belum packing dan mati lampu”

begitu aku akan berlasan sembari memasang wajah memelas dan mimik minta dimaafkan, mungkin di tambah dengan intonasi suara yang penuh rasa penyesalan. Aku berharap mereka memaafkan, karena aku tahu mereka –sahabat-sahabatku itu orang baik.

Seperti mengerti apa yang aku khawatirkan, adikku mempercepat laju motor yang kami tumpangi, kurang dari limabelas menit kami sudah sampai ditempat aku dan sahabat-sahabat baikku itu berjanji bertemu, dan aku benar-benar terkejut karena ternyata belum seorang pun dari kelima sahabatku itu yang sudah tiba di tempat itu, aku teringat SMS yang masuk saat aku makan tadi:
“Kalian di mana kalau sudah sampai, tunggu ya”
Begitu SMS dari teman yang kami tidak akan pergi tanpanya, karena dia yang menjemput kami dengan mobil kawannya.

Uhhhhhhhhhh, kurang panjang rasanya huruf H-nya untuk menggambarkan kekesalanku saat itu, lebih aku menunggu untuk beberapa lama, berdiri dan belum duduk sejak pulang kerja kecuali saat makan tadi. Satu rasa menyesal yang kurasa tak ada guna lagi yaitu, kenapa aku tak membaca SMS tadi, dan aku yakin SMS itu adalah pemberitahuan bahwa mereka telah menungguku.

Aku yang tadi sudah menyusun kata permintaan maaf, ternyata sahabat-sahabatku yang meminta maaf, berbagai pertanyaan bermunculan, apakah mereka juga merasa menyesal?, apakah kalimat permintaan maaf yang mereka ucapkan itu telah mereka rangkai sebelumnya sepertiku tadi? Apakah mereka juga baru pulang ke rumah ketika magrib? apakah mereka juga sangat ingin dimaafkan seperti aku tadi?
hmmmmm sebagai manusia aku tau mungkin mereka juga merasa tak enak seperti aku tadi, walau menunggu itu suatu hal yang tak bisa di bilang enak, aku memaafkan sahabat-sahabatku itu. *Angel mode on*

Selengkapnya..
Author: ira
•6:01 PM


Jika tak ada aral merintang dan Allah mengizinkan, aku dan beberapa orang teman akan mengikuti Munas FLP II di Solo, tanggal 13 Agustus s.d 16 Agustus 2009. Aku senang ikut kegiatan ini, walau aku sendiri ngak tau mau ngapain, acaranya penuh sidang, tapi hal yang paling menyenangkan adalah aku dapat bertemu orang-orang yang aku kenal hanya lewat luar biasa dan keindahan karyanya, insyaallah besok bertemu dekat dengan mereka, ini membuatku tidak sabar dan deg-degan, ditambah lagi ada seminar dengan pembicara orang-orang keren, nie dia rundown acara munasnya:

Kamis, 13 Agustus 2009 (Hari ke-0)
1. 08.00-17.00 Penjemputan delegasi menuju transit (Wisma Seni)
2. 19.00-22.00 Silaturahim dan sarasehan antardelegasi

Jumat, 14 Agustus 2009 (Hari ke-1)
1. 05.00-07.00 Sarapan dan Persiapan
2. 07.00-08.00 Registrasi

3. 08.00-08.30 PembukaanSambutan ketua panitiaSambutan ketua Forum Lingkar Pena PusatSambutan gubernur Jateng/ walikota Surakarta

4. 08.30-11.15 Seminar Nasional “Sastra, Obat Luka-Luka Bangsa”Keynote Speaker: Menpora Dr. Adhyaksa M. Dault, M.ScPembicara:
a. Prof. DR. Suminto A. Suyuthi (Guru Besar FS UNY)
b. Helvy Tiana Rosa, S.S, M.Hum (Ketua Majelis Penulis FLP)
c. Bambang Trim (Praktisi Literasi)
ModeratorM. Irfan Hidayatullah, S.S, M.Hum (Ketua FLP)

5. 11.15-13.00 Shalat Jumat, makan siang
6. 13.00-16.00 Anugerah Pena, Launching 100 Buku dan Parade PenulisPembicara
a. Habiburahman el-Sirazy
b. Asma Nadia3. Muthmainnah
c. Shinta Yudisia
d. Tasaro
Moderator: Izzatul Jannah & Boim Le Bon
7. 16.00-17.00 Istirahat dan shalat
8. 17.00-18.00 Perjalanan ke lokasi Munas
9. 18.00-19.30 Ishoma
10. 19.30-20.00 Pembahasan tata tertib sidang
11. 20.00-20.30 Sidang Pleno
I: Laporan Pertanggungjawaban Ketua FLP 2004-200913. 20.30-22.00 Sidang Pleno
II: Tanggapan terhadap LPJ Ketua FLP 2004-200914. 22.00- ...

IstirahatSabtu, 15 Agustus 2009 (Hari ke-2)
1. 06.00-07.00 Sarapan dan Persiapan
2. 07.00-07.15 Registrasi
3. 07.15-07.30 Pembukaan Sidang dan pembagian komisi
4. 07.30-09.30 Sidang Komisi
5. 09.30-10.00 Tea Break
6. 10.00-12.00 Sidang Komisi
7. 12.00-13.00 ISHOMA (istirahat, shalat, makan)
8. 13.00-15.00 Sidang Komisi
9. 15.00-15.30 Shalat Ashar
10. 15.30-17.30 Sidang Pleno : presentasi dari masing-masing komisi dan penetapan hasil sidang komisi sebagai keputusan munas.
11. 17.30-19.30 ISHOMA (istirahat, shalat, makan)Wilayah memasukkan berkas nama calon Majelis Penulis)
12. 19.30-22.00 Sidang Pleno: Pemilihan Majelis Penulis1
3. 22.00- ... Istirahat

Ahad, 16 Agustus 2009 (Hari ke-3)
1. 05.00-07.00 Kegiatan Pribadi
2. 07.00-09.00 Sidang Pleno: Penjaringan nama calon-calon Ketua Umum FLP
3. 09.00-10.00 Coffe Break
4. 10.00-12.00 Sidang Pleno : Presentasi Calon Ketua Umum
4. 11.00-12.00 Lobi-lobi
5. 12.00-13.00 ISHOMA (istirahat, shalat, makan)
6. 13.00-14.30 Sidang Pleno: Pemilihan Ketua Umum dan Pengangkatan
7. 14.30-15.00 Pidato Perdana Ketua Umum Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena 2009-2010
8. 15.00-15.30 Shalat Asyar
12. 15.30-16.00 Pengumuman anggota Badan Pengurus Pusat
Pembacaan Ringkasan Hasil Munas11. 16.00-16.30 Penutupan

Catatan1. acara One Stop Literacy (Jumat, 14 Agustus 2009) terbuka untuk umum. HTM: Umum Rp 25.000, pelajar/mhs: Rp 15.000 fasilitas: snack, sertifikat, makalah2. Untuk acara sidang-sidang, hanya diikuti delegasi, masing2 wilayah dan cabang mengirim 2 utusan.3. Panitia memperbolehkan wilayah dan cabang mengirim peserta non delegasi dengan swadana. Biaya peserta non delegasi adalah Rp 350.000 dengan fasilitas: workshop, penginapan, makan, dll. Pendaftaran peserta non delegasi bisa menghubungi Riannawati (0815-48586412) selambat-lambatnya Selasa, 11 agustus 2009

Selengkapnya..
Author: ira
•12:17 AM

Malam ini aku dapati bulan nan anggun retak seribu

Banyak luka bertabur debu-debu

Kemudin bulan jatuh di depan mataku

Hancur jadi puing-puing tajam

Aku mengambil sekeping yang berwarna merah jambu

‘kan kusimpan sampai saat kuceritakan

Kisah bulan pada lilin-lilin kecilku esok malam.



Natar, 27 Juli 2009

Selengkapnya..
Author: ira
•5:39 PM





Kurangkaikan Sinar mentari hari ini

Dengan selaksa doa di sepertiga
gelap semalam, anakku

‘tuk hiasai ruang hatimu

kutambah pelangi pada satu sisi

selebihnya kau yang hiasi.


Natar,23 Juni 09

Selengkapnya..
Author: ira
•10:22 PM


Ini adalah aku menurut mereka, Sahabat-sahabatku di FLP. Ini adalah surat kecil yang kuterima minggu 2 Agustus 2009 saat pertemuan Anggota dan pengurus FLP, acara kemarin tidak seperti pertemuan biasanya yang di penuhi materi dan latihan menulis, ataupun rapat untuk suatu kegiatan, pertemuan kemarin itu kami diberi secarik kertas kemudian saling menulis surat kecil untuk sahabat tentang kesan dan pesan kita padanya.

Dan ini adalah Kesan pesan mereka dalam surat kecil yang kuterima tanpa aku tambahi atau kurangi sedikit pun, bahkan gaya tulisannya aku ikuti, kemudian aku coba tanggapi dengan besar hati. seharusnya lebih banyak yang dateng jadi aku dapat suratnya jg banyak....:(

1.
Kesan Pertama : Mb Ira tuh ramah, lucu, n dewasa tapi juga gak kaku2 amat
Pesan: Buat semua jadi lebih baik aja yach.
Komenku: ramah, tapi jangan salah terkadang aku juga judes, some time. Lucu….???? Benarkah, sidikit iya hanya biar tak kaku saja, wah kalau buat semua lebih baik, susah ya… tapi akan ku mulai dari diri ku sendiri tentu saja.

2. Kesan : - Ok2 AZACH!
-SERING GA SEIDE DG SAYA
Komenku: beda kepala beda idenya, tak pa beda ide, yang penting untuk kebaikan kita semua.

3.Mirip teman SMA, tp dunia kalian berbeda dunia
Komenku: “he..he.. ada ya yg mirip dg ku selain adik perempuanku, tapi emang dia ada di dunia mana ya???

4.Kesan: Pekerja Keras……..(Kayaknya ^_^)
Aktif

Pesan: Hpnya dikasih tali aja biar ga lupa lagi (he..he..)
Komenku: Pekerja Keras???? Ya untuk sesuatu yang aku impikan, walau terkandang aku ingin santai menikmati hari untukku sendiri.
Kalau HP, “just wanna say sorry” kalau SMS lama tak berbalas, dan panggilan tak terjawab, semata-mata bukan disengaja tapi…aku sering tak di samping HP tercintaku.

5. Kesan: Ramah, murah senyum, baek, dewasa..
Pesan: Terus tersenyum.
Komenku: Terimaksih-terimakasih.*kedua tangan menangkup di dada dan mengangguk beberapa kali sambil terus tersenyum*.

6. Aduh sebenarnya saya tidak suka disuruh menulis seperti ini, saya sulit menilai orang. Bagi saya jika orang itu baik pada saya maka dia adlah orang baik, termasuk juga mbak, Be your self ya mbak……..
Komenku: Thanks….. semoga nanti kita bias lebih kenal lg.


7. Komentar: Matang n Berwibawa
Saran: Be Your Self!
Komenku: Matang??? Kayak masak…. Berwibawa???? Begitukah menurutmu?

8. Mirip sama Adeknya
Komenku: Adek yang mana nieh? Aku punya dua adek lho…

9. Orangnya baek, tapi gak kenal dekat he..he.., baek coz sering komen dib log, he..he..
Nb: Sering mampir dib log ya…
Komenku: Wah kalau aku ga komen di blog ga baik???? Tapi blog siapa ya???

10. Baik, dewasa,pelupa
Komenku: yakin aku baik??? Kalau dewasa, ya iyalah aku kan udah lewat 17 tahun, he..he.. nah lho pelupa??? Adakah janjiku yang belum aku tunaikan???

11. Kesan: Baik
Pesan: terimakasih ya mbak udah diingatkan!
Komenku: wah aku dah ngingetin paan ya? Yang mana?

12.Baik, ramah, pintar berkata-kata, tetaplah apa adanya…
Komenku: ya iyalah kita semua pandai berkata-kata, kan udah bias ngomong semua… he..he..

13.
Kesan: -Dewasa tapi ternyata cengeng juga
-Galak dikit
-Tegas
-Baik
Pesan: - be wise
- be cool
- keep smiling

Komenku: Aku kan manusia juga boleh dung cengeng dan nangis dikit, *_* , duh aku galak ya, tapi terkadang butuh galak untuk kondisi tertentu, sepertinya aku tahu ini surat kecil siapa??? Baiklah jika aku harus terus tersenyum, biar ngimbangi galak.

14. Ok, elegan, keibuan
Komenku: jarang yang menyebutku elegan, tapi aku suka disebut keibuan,he..he..

15.–baik-murah senyum
Komenku: Singkat sekali surat kecilmu, sarannya belum??

16. -Mbak Ira biasa, dirimu berbakat lho, mbak
-Ingat, Novelmu kapan muncul?
-Dengan Kerjasama akan memudahkan, bisakah LPJ dikerjakan bersama?
-Kita sangat jarang berkata, “Ah…Sudahlah…”

Komenku: Terimaksih diingatkan tentang novel itu. Tidak mudah bagiku menyelesaikannya, tapi akan aku coba, LPJ???? Baiklah…..! Sudahlah! He..he..

17.Baik, dewasa, cepet merit ya ^_^
18.Baik, cepet bertemu dg belahan jiwa,
Pesan: ntar lebaran silatuhami ke rumah ya!
19.Baik, Murah senyum
Pesan : Get Merried ya..

Komenku: “Wah 17,18,19 bila sudah tiba waktuku dan semua akan indah pada saatnya”

Selengkapnya..
Author: ira
•4:18 AM

Menjadi bagian FLP (Forum Lingkar Pena) wilayah lampung adalah hal baik yang pernah aku miliki dalam hidup, bagaimana tidak, di FLP aku miliki teman-teman yang luar biasa, mereka seniman-seniman kata yang sedang mengejar mimpi, di FLP pula aku banyak belajar tetang menulis, dan hal yang tidak bisa dikatakan tidak beruntung adalah berkumpul dengan teman sehobi, tentu masih ada bonus-bonus lain, perhatian mereka, setidaknya bertambah lagi teman yang mengucapkan selamat saat ulang tahun, atau bertambah lagi tempat untuk mengadu saat duka singgah di hati, dan hal kecil yang aku senangi, aku bisa berkirim SMS puisi ke teman-temanku itu, bisa dibayangkan jika SMS puisi ke orang yang tidak menggemari puisi, tanggapannya pasti “apa-apaan ini orang, ngomong tidak jelas” kira-kira begitu atau kalimat-kalimat semacamnya, masih banyak lagi tapi pastinya masih senada, tentu masih banyak hal yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Satu lagi pengalaman pertamaku, Bubur Sumsum Party, kalau makan bubur sumsum sudah pernah, tentu berbeda jika bubur di jadikan icon sebuah pesta. Pesta ini berawal dari ide Mbak Laela Awalia saat kami selesai mengadakan pelatihan menulis Skenario bersama Ekky Imanjaya, Redaktur Rumah Film Jakarta yang di lanjutkan dengan Pelatihan Puisi yang diisi oleh Bang Ari Pahala Hutabaran dari Dewan Kesenian Lampung, kemudian Pelatihan Esay dengan Pemateri Joendra, Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia. Acara yang dibanjiri Doorprize berupa buku-buku dari Penerbit yang mendukung acara itu antara lain, Penerbit NALAR, LPPH (Lingkar Pena Publishing House).Rangkaian acara dua hari itu kami namai “LAPUNG MENULIS” Jumlah peserta Pelatihan Sekenario yang mencapai 50 orang termasuk calon Anggota 13 Orang, adalah hal yang di luar perkiraan sekaligus menggembirakan bagi kami panitia, tentu kesuksesan ini tidak terlepas dari tim yang melakukan publikasi sampai ke Lampung Timur dan Metro, dan dibantu oleh Radio MQ FM 98,3 FM.

Sementara Pelatihan Puisi dan Esai yang didesain khusus untuk calon anggota muda FLP juga kalah seru, pelatihan ini adalah sambutan sekaligus pembekalan kepada calon anggota, harapannya acara tersebut dapat memberi motivasi kepada calon anggota dan kelak anggota-anggota FLP dapat menghasilkan karya yang dapat memberi pencerahan.

Kembali ke Bubur Sumsum Party, kata Mak Lia, ini seperti tradisi etnik Jawa yang setelah adanya hajatan mereka membuat bubur sumsum dan makan rame-rame, begitu pula kami setelah gelaran “LAMPUNG MENULIS” yang memang kami menganggapnya adalah hajatan FLP telah usai, tak ada salahnya kami membuat acara itu, selain untuk silatuhami, pada “party” itu kami bisa saling bermaafan, mungkin selama proses persiapan hingga pelaksanaan “LAMPUNG MENULIS” ada perasaan yang tidak nyaman atau ada yang merasa terlukai oleh tutur dan sikap satu sama lain, semoga itu semua sudah diikhlaskan, walau ada yang disayangkan pada acara Bubur Party tersebut tak semua Panitia dapat hadir karena agenda mereka masing-masing. Semoga lain waktu acara FLP lebih baik lagi dan untuk FLPers lebih kompak, lebih semangat dan ayo terus Menulis, menulis,menulis,menulis, wujudkan i tema kegiatan “LAMPUNG MENULIS” satu kata, ubah dunia….




Selengkapnya..
Author: ira
•10:38 PM





"Jangan kau tanggalkan deduri di batang"

Selengkapnya..
Author: ira
•2:38 AM


Satu luka lagi bagi wajah bangsa Indonesia, setelah dulu tanggal 5 Agustus 2003, Hotel JW Marriot dibom oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, kini hotel bintang lima dengan taraf internasional itu diledakan lagi, kali ini berbarengan dengan ledakan di Hotel Ritz Charlton yang hanya berjarak 50 meter saja.

Sedianya, kesebelasan raksasa Inggris, Manchester United akan menginap di Hotel Ritz Charlton pada tanggal 20 Juli esok, dalam kunjungan ke Indonesia sekaligus akan bermain melawan Indonesia All Star, dalam pertandingan persahabatan, tapi karena musibah ini MU gagal datang, Penonton Kecewa!

Terlepas dari kekecewaan para penggila bola, tentu ada kekecewaan yang jauh lebih besar, jauh lebih dari sekedar kecewa karena gagal menyaksikan bintang lapangan kelas dunia bermain melawan pemain kebanggaan berkostum merah putih dengan lambang garuda di dada, lebih dari itu, entah berapa kali lipat, pilu dan sedih. Banyak pertanyaan muncul di benakku, yang aku sendiri tidak dapat menjawabnya, siapa pelakunya? Kenapa musti Indinesia?, berapa mereka dibayar untuk melakukan ini? Jika ia orang Indonesia tega sekali ia menodai muka ibu pertiwi? Tidakkah ia tahu di sana ada saudara seimannya? Tidakkah ia tahu di sana ada ayah yang sedang mencari nafkah? Tidakkah ia tahu, di sana ada ibu yang anaknya masih bayi? Tidakkah ia punya hati?

Tentu, pelaku adalah wayang yang berjalan sesuai skenario yang dititahkan dalang, bagimu kini boleh bangga atas suksesnya skenariomu, kau boleh membusungkan dada, lalu berpesta merayakan kemenangan, boleh pula tertawa atau tersenyum sinis atas duka ini, tapi tidakkah engkau tahu setiap kita boleh dan bebas berbuat apa saja tapi tidak dengan konsekuensinya, mungkin di dunia kau selamat dan tak tergugat, tapi tidak di akhirat, karena tidak selembar daun kering pun gugur tanpa sepengetahuan dan izin-Nya, tidakkah engkau tahu, hidup ini adalah sistem tanam tuai?

Jutaan pasang mata menyaksikan puing-puing sisa kemegahan, semoga ini ujian, jutaan pasang telinga mendengar tangis, dan pengal-pengal cerita duka, saksikan ini dengan do’a, semoga musibah ini penebus dosa, semoga musibah ini adalah ujian bagi negeri yang sedang belajar, semoga pelakunya cepat ditemukan, dan jangan sekali-kali kau sangkakan teroris untuk agama rahmatalilalamin, jika engkau bukan orang-orang yang buta matahatinya.


Natar, 18 Juli 2009

Selengkapnya..
Author: ira
•12:45 AM

Selesai! Begitu batinku setelah kulahap habis novel Nafsul Mutmainah karya Anfika Noer sampai biodata penulisnya, ada rasa iri, kapan ya bisa nulis novel juga. Kutengok jam sudah pukul 23.30, sudah cukup malam, kurapihkan selimut dan zzzzzzzzz… Zzzzzz mulai kuarungi malam.


Belum sempat mimpi menyambangi alam bawah sadarku, ponselku di kagetkan sebuah SMS, lebih tepatnya aku yang kaget, “siapa sih, tidak ada namanya” aku sedikit mengerutu dalam hati, “gangu orang lagi istirahat”

“Ra, ini Fitri, do’ain aku tabah ya, ibuku mennggal,
Do’ain ibu juga ya, smg amal Ibdhnya diterima di sisi Allah”


Aku mengucek mata, sembari kutengaok jam, baru setengah jam aku tidur, kubaca sekali lagi SMS itu dengan seksama, “ibu Mbak Fitri -- Teman kantor-- Meninggal, “Innalillahi wa innaillahi rojiun” serta merta kalimat itu terucap.

Aku putuskan untuk menelpon Mbak fitri, ada sedikit pertanyaan, kenapa dia tidak menggunakan nomor yang biasanya, jangan-jangan ini nomor kerabat yang menghubungi aku, tak lama kemudian terdengar suara serak, mungkin habis menangis menjawab dari seberang,

“Assalamualaiku” terdengar parau di telingaku.

“Yang tabah ya Mbak”, Begitu ucapku sesaat setelah kujawab Salamnya, kemudian kulanjutkan,

“Besok, aku dan teman-teman InsyaAllah datang ke rumah”

“Makasih ya Ra” terdengar isak dari seberang.


Begitulah Maut, tetap rahasia, yang tidak rahasia ialah ia pasti datang, tapi kapan dan bagaimana ia menjumpai kita akan tetap rahasia hingga saat ajal menjemput. Bulu kudukku meremang mengingat dosa diri, membayangkan mati, aku belum siap menghadap-Nya.

***
Keesokan harinya, pagi-pagi hari minggu, aku forward SMS dari Mbak Fitri ke Mbak Supri, temanku yang biasa Woro-woro ke teman-teman kantor.

Tak lama setelah itu Mbak Supri menelponku, jika telepon Mbak Fitri tidak diangkat, aku bisa maklum mungkin dia tidak dengar, atau ponselnya sedang tidak di dekatnya. Kemudian aku beri nomor telepon yang semalam mengirim SMS.

Aku sedang bersiap dengan jilbab hitamku, ponselku berdering lagi, ku tengok layarnya, Mbak Supri, mungkin dia mau barengan datang takziah ke rumah Mbak Fitri, begitu aku menerka sesaat sebelum aku menjawab teleponnya.

“Ya, Mbak, gimana, kita barengan ke sana?” begitu ucapku setelah berjawab salam.

“ Hei, itu Bukan Fitri NPG” –Kantor tempat kami bekerja--, begitu ucapnya pada nada yang setengah marah.

“Bukan Mbak Fitri” aku mengecilkan volume suaraku.

“Iya, itu temanmu kuliah dulu” nada jengkel masih sedikit terdengar
“gimana sih, punya teman kok lupa”

“ Iya Mbak maaf” aku masih bingung Fitri siapakah itu, yang semalam aku telepon, kenapa aku tidak mengenali suaranya semalam, mungkin karena suaranya serak, dan parau karena usai menangis.

“Kamu, untung aku telepon dulu, kalau tiba-tiba kita berangkat ke rumah Fitri gimana?” sambung Mbak Supri.

“Ya, udah Mbak, makasih ya”


Aku memutar slide memori ku, mencoba mengingat nomor Fitri siapakah itu, dan benar saja itu Fitri, teman kuliahku. Aku benar-benar ingat sekarang, kami sudah lama tak berhubungan, tapi kenapa nomor teleponnya tidak ada di ponselku?.

Tidak terbayang kalau aku dan teman-teman kantor tiba-tiba datang ke rumah Mbak Fitri NPG, dan mendapati ibunya yang membuka pintu untuk kami. Aku menutup muka. Astaghfirullohaladzim, Ya, Allah… ampuni hamba.

Selengkapnya..
Author: ira
•4:49 AM

“Karena aku pernah mengenalnya, pernah menjadi adik kelas, pernah bekerjasama, dan aku merasa miliki seorang kakak yang senang bila ia ada, yang aku tak mungkin lupa gurauannya “tak GOCO”, oleh karena kini aku merasa akan kehilangan”


Begitu SMS yang ku kirim untuk temanku yang resign dari kantor pada malam hari sebelum hari H perpisahan itu terjadi. Pagi harinya pada akhir Juni lalu, telah kuputuskan aku tidak akan menangis, semoga kami akan bertemu pada kesempatan lain dengan keadaan yang lebih baik dari pertemuan pertama, saat ia menjadi kakak kelas ku di SMK I Bandar Lampung, dan pertemuan kedua saat ia menjadi Staf di NPG, tempat kami bekerja.

Percuma, walau aku sudah bertekad tidak akan menangis, nyatanya air mata itu rembes juga, saat ia berujar “Maafin salahku ya, Mbak” begitu ucapnya. Kami berjabat tangan dan sedihku luruh, kami berpeluk sejenak, “aku juga” begitu jawabku di antara isak.


Begitulah kehidupan ini, selau berjalan maju, tidak pernah ada tawaran untuk berhenti apalagi mundur, dan NPG, tempatku bekerja seolah rangkaian kereta yang yang mengantarkan kami pada tujuan kami masing-masing.

Kami duduk pada gerbong, kursi yang berbeda, sesuai dengan fungsi dan tugas kami, sama seperti penumpang kreta yang duduk sesuai tiket yang mereka beli, hanya saja kami tidak saling acuh tak acuh, kami saling membutuhkan, kami saling menyayangi dan menghormati, oleh karena ada rasa kehilangan saat salah satu dari kami telah sampai pada tujuannya.

Sejak semula memang tujuan hidup kami berbeda-beda, maka kami akan bertemu dan berpisah di tempat yang berbeda. Satu penumpang Kreta NPG telah sampai di stasiun tujuannya, dia akan turun, meninggalkan kami yang akan melanjutkan perjalanan masih dengan menumpang Kreta NPG, menuju stasiun kami masing-masing.

Selamat jalan Sobat…
Semoga jalan berikutnya, kendaraan berikutnya lebih baik dari jalan dan rel NPG,
Aku belum sampai distasiunku.


Hidup memang terus maju, Kemarin telah usai, esok belum tentu datang yang dimiliki hanya waktu saat ini, dan pasti setiap awal ada akhirnya, setiap perjumpaan ada perpisahan, oleh karenanya aku hanya ingin kerjakan sesuatu saat ini dengan cara terbaik, sayangi kerabat dengan cara terbaik, dan tentu persiapkan perpisahan yang sebenarnya dengan sepenuh hati.

Selengkapnya..
Author: ira
•3:45 AM

Ku mohon pada-Mu "Kesabaran yang sanggup menanti lengkung pelangi usai hujan"




Natar, 8 Juli 2009

Selengkapnya..
Author: ira
•5:52 PM

Hatiku menggerimis, basah,
Pilu mengetuk-mengetuk dinding palung harap,
Rinduku sudah habis, menyusut bahkan menguap
Tinggal serpih-serpih yang tersangkut sarang laba-laba ruang hampa
di bilik sepi, pada malam-malam panjang berikutnya
di mana bintang gemitang terus menari di pelupuk mataku
mereka bercerita tentang kesejateraan dan kemakmuran
di negeri angkasa biru
sedang mereka masih terus bercerita tentang rencana
dalam janji yang itu-itu lagi.
Ahh bosan!

Selengkapnya..
Author: ira
•8:35 PM

Telah ku hidupkan tungku do’a, sejak subuh tadi
Kumasak semangat pada bejana hati
Ku tambahkan bumbu yang diambil dari luka-luka lalu
Tersajilah di meja makan pagi ini
Sepotong hangat semangat bertabur manis harap.

Selengkapnya..
Author: ira
•4:14 AM

Pada siang yang matahari-Nya siap memeluk mimpi
dan burung-burung gelatik hinggap bisu pada ranting-ranting tanpa daun
ku kabarkan padamu,
“rinduku tak lekas lalu”

Mungkin karena aku masih selalu melewati danau hijau itu
Tempat aku minum, menebus dahaga ilmu,
sekali waktu kau pernah berujar
“lekaslah memancing ikan-ikan kecil untuk bekal diri”

Atau karena mimpi ditidurku yang sedikit,
Setelah kunang-kunang menyulam malam di pelupuk mata
Entahlah…..
Tapi aku tak pernah duduk di tempat ku dulu,
Waktu takkan sanggup bawaku ke sana,
Aku hanya memandang pohon yang kian tinggi, tanpa daun apalagi buah
“Rasanya nyeri karena terlalu rindu”

Tunggu aku, bila masa nanti membawaku kembali ke danau hijau itu
Akan ku kabarkan pada tunas-tunas kecil yang kian tumbuh di sana
“Bahwa di danau itu ada cintaku yang biru”


Natar,11/03/09

Selengkapnya..
Author: ira
•6:02 PM

Rinduku sudah habis,
menguap..
Tuntas,
Tinggal serpih-serpih yang tersangkut sarang laba-laba ruang hampa
di bilik sepi, pada malam-malam panjang berikutnya
di mana bintang gemitang terus menari di pelupuk mataku
mereka bercerita tentang kemesraan
di negeri angkasa biru
yang tak layu oleh bayu
yang tak hilang oleh deru waktu
oleh hujan pun matahari
kelamnya malam tak juga mengkaramkan rasi bintang

Saat hujan meraka terguyur
Tapi tidak basah.
Oleh terik mentari pun mereka terjemur
Tapi tak kering meranggas
Bahkan saat malam mulai gelap
Mereka benar-benar mengerti
Saat itu harus memberi cahaya paling terang
Agar sanggup melihat buramnya malam
Agar tidak kehilangan, satu dan satunya lagi.
Agar malam berwarna meski tak seterang siang
Agar malam indah walau tak seperti pelangi usai hujan
Malam ini pun mereka masih merenda rindu
Seperti malam-malam sebelumnya.

Hatiku menggerimis
Pilu mengetuk-mengetuk dinding palung rasa, nyeri
Saat kutemukan sehelai rambut
Pada bantal tidurmu
Ternyata rindu itu masih ada
Mungkin yang tersangkut di sarang laba-laba ruang hampa
Atau yang tertinggal di bilik sepi
Tapi di hati yang merah, rindu tertindih amarah.


Natar,06/03/09

Selengkapnya..
Author: ira
•9:52 PM

Musim dingin terlalu lama
Hingga kuncup beku, berselimut salju
Bahkan daun telah berguguran
Dan ranting kaku sendirian

Dimana kau, matahari?
Sedang ranting kian menggigil
Masihkah terbit di timur esok pagi?
Tapi hingga sore kau masih tertidur
Di barat pun kau tak muncul

Hari berlalu, musim berganti
Musim semi tlah kembali
Matahari ranum menyapa lagi
Tersenyum hangat pada pohon dan pucuk hijau
Kini, bunga warna-warni bermekaran.


Natar, Januari 09

Selengkapnya..
Author: ira
•9:51 PM

“R” huruf yang terkadang orang Indonesia tidak dapat melafalkannya dengan benar, biasanya mereka di juluki cadel, termasuk aku. Pada awalnya aku sedih menyadari tak dapat menyebut huruf ke 18 di jajaran Alphabet itu. Kata orang-orang lidahku pendek.

Banyak temanku yang sering mengolok, tentu aku sedih bahkan menangis. Aku ingat aku terakhir menangis karena hal ini adalah kelas tiga SPM. Ah, cengeng sekali aku. Namun sekarang aku tak mempedulikan orang-orang yang suka meledekku, anggap saja mereka memperhatikan aku.

Banyak kenangan yang kuingat dengan ketidakmampuanku menyebut huruf yang sering di eja dengan “Romeo” itu. Kata salah satu teman SMPku “ketika Tuhan mebagikan alphabet sampai “Q” aku sudah pergi karena dikira sudah selesai, pas aku balik lagi sudah ke huruf “S”. aku tersenyum dan membiarkan mereka mengarang cerita untukku.

Ada lagi yang membuatku lebih tersenyum lebar, ketika ponakan ibu banyak yang datang selaturahim Idul fitri, tentu mereka datang dengan balita-balita yang lucu sekaligus nakal. Di mana-di mana anak adalah kebanggaan bagi orang tuanya, jadilah ponakan-ponakan ibu bercerita kehebatan anaknya, ponakan yang satu bilang si A itu ngomongnya sudah lancar tapi jalan belakangan, yang satu lagi cerita kalau anak bungsunya jalan duluan baru bisa manggil ibu. Eh ibuku dari dapur ikut membanggakan putri sulungnya yang tak lain tak bukan adalah aku. “Kalau si dia ini belum sampai satu tahun dah jalan tapi… tapi sampai sekarang belum lancar menyebut semua huruf” Ruang tamu seketika riuh oleh tawa. Ibuku, ibuku…aku tersenyum.

Sekarang aku menikmati setiap lelucon huruf “R” ku yang tidak jelas itu. Kejadian di kantor lebih seru lagi, mereka sama dengan teman sekolah ataupun kuliah, mereka suka bercanda dan menyuruhku menyebut kalimat yang berujung huruf aneh itu. Misalnya “pagar rumah warna merah”, namun aku harus mengakui karena mereka pula aku jadi kreatif, memanggil nama orang mencari penggalan untuk menghindari kata yang mengandung huruf R, atau mencari persamaan kata misalnya:

- Turun = Ke bawah
- Ngeprint = Nyetak
- Dibicarakan = Dibahas
- Kamar mandi = Toilet/Wc (Water Close)
- Ruangan = Tempat
- Parau = sengau


Ada yang punya saran untukku agar tidak melafalkan Huruf itu?

Selengkapnya..
Author: ira
•10:53 PM

Duduk
Resah
Berdiri
Payah
Berjalan
Patah

Akibat Hati
Kurang Berserah

Selengkapnya..
Author: ira
•4:21 AM

Pada sore yang langitnya muram gersang
dan burung-burung gelatik hinggap bisu pada ranting-ranting tanpa daun
ku kabarkan padamu, kasihku
“rinduku tak lekas lalu”

Mungkin karena aku masih selalu melewati danau hijau itu
Tempat aku minum, menebus dahaga ilmu,
sekali waktu kau pernah berujar
lekaslah memancing ikan-ikan kecil untuk bekal bila senja tiba”

Atau karena mimpi ditidurku yang sedikit,
Setelah kunang-kunang menyulam malam di pelupuk mata
Entahlah…..
Tapi aku tak pernah duduk di tempat ku dulu,
Waktu takkan sanggup bawaku ke sana,
Aku hanya memandang pohon yang kian tinggi, tanpa daun apalagi buah
“Rasanya nyeri karena terlalu rindu”

Jika masa nanti telah membawaku kembali ke danau hijau itu
Akan ku kabarkan pada tunas-tunas kecil yang kian tumbuh di sana
Bahwa di danau itu cintaku yang biru”


Natar,11/03/09

Selengkapnya..
Author: ira
•9:52 PM

Seperti biasa ketika buka Blog yang ku lihat pertama kali kotak pesan kemudian komen. Apakah ada yang mengunjungi blogku hari ini? begitu kira-kira pertanyaannya. Sabtu 21/03/2009 kemarin aku terkejut pas liat kotak pesan, ada pesan begini; BENING “Mbak Ira selamat ya udah menang lomba blog resensi Novel LcDE (Luka di Champs Eleyees) nya Mbak Sikrit”

“Iya Tah, Iya tah? Aku kaget sekaligus seneng, tapi belum percaya, aku tau si Bening ini, ku cari nomor Hpnya di phonebookku tapi ga ada, mulai aku kirim SMS ke Mbak Desi dan Mbak Lili nanya nomor si Bening ini. lama ga ada yang bales dari kedua orang ini. ah sebel rasanya.

Dasar aku yang telmi, kan pasti dikabari di e-mailku, emang dasar aku suka telmi.. akhirnya aku buka email, ternyata bener. Alhamdulillah… semoga ini akan menjadi semangat untuk aku buat tulisan yang bagus, ngarep bolehkan?

SMS masuk ngasih tau nomor HP si Bening, aku bilang makasih ke dia. Untuk memastikan buka aja blognya mbak Sikit http://sikrit.multiply.com/ katanya begitu. Pas buka ada mbak desi juga jadi salah satu pemenangnya.. selamat ya mbak…

Selengkapnya..
Author: ira
•1:06 AM

INGINKU…………


Aku ingin putihku selalu menang
Di setiap peperangan kalbu
Menduduki seluruh wilayah hatiku
Menguasai dan memerintah di kerajaan jiwaku
Hingga………..

Tiada izin untuk sebuah pengingkaran
Tiada undang-undang yang melegalkan kemunafikan
Tiada tempat untuk aktifitas kezaliman
Tiada waktu untuk bermalasan
Tiada lahan untuk menanam bibit keangkuhan dan kesombongan
Tiada Cinta untuk dunia fana


Hingga……….
Tiada pernah gersang kerajaan jiwaku
Oleh api dengki dan terik mentari dendam
Tiada arus iri hati
Penyebab banjir bandang kehancuran kerajaan jiwaku


Pada akhirnya putihku mampu jadikan….
Kerajaan jiwaku damai
Kerajaan jiwaku makmur
Kerajaan jiwaku ikhlas
Kerajaan jiwaku terjaga oleh putihku
Menyilaukan hitamku
Lalu memenjarakannya

Dan ketika perjalanan raga tempat kerajaan jiwaku berhenti di kelopak senja jingga yang memanggil
Kerajaan jiwaku abadi
Kerajaan jiwaku tenang
Kerajaan jiwaku tersenyum menyambut Izroil

Namun………
Putihku rapuh
Putihku lemah
Putihku papa
Putihku kecil
Putihku tiada berdaya…………




Bandar Lampung, 01 Desember 2005

Selengkapnya..
Author: ira
•7:59 PM

Ini hujan pertama usai kemarau

Aroma tanah tercium sangat, menusuk

Debu jadi lumpur

Memajang panjang sepasang jejak kaki


Rumput halaman coklat basah, masih enggan baka

Menanti gerimis kecil jadi hujan

Lalu mati usai berbunga


Malam terasa lebih panjang

Mendung mengemas semua bintang

Rintik gerimis berkawan guntur

Langit mengurai panjang benang bening, meleleh

Tuntas basah merembas


Mentari pagi lebih subuh

Hujan tinggal gerimis

Memantul indah bulir pelangi

Tersenyum hangat pada kuncup kecil bunga rumput.



Natar, Juni 2008

Selengkapnya..
Author: ira
•3:49 AM




aku hanya secercah buih di lautan, inginnya hati terus bersama ombak mencapai pantai

meski pantai berulang kali mengusirnya, dan tidak pernah menerima kehadirannya, tapi ombak
akan terus kembali hari ini, esok dan sampai kapanpun menghapus semua jejak di pasir putih
mengubah pantai berserak menjadi rapi tertata

Selengkapnya..
Author: ira
•7:26 PM

Hati
Terbata
Di tata
Dijaga

Letih..
Tertatih
Jatuh
Tak apa

Bangkit
Berjuang
Menang

Begitu
Harapan

Selengkapnya..
Author: ira
•10:17 PM

Nyanyian bintang malam
Mulai memudar

Raja siang menggeliat di ufuk timur
Terusik konser kokok ayam

Alam riang menyambut cahaya kemilau
Di setiap sudut-Nya

Lelahku telah pergi bersama sang mimpi
Gersang ragaku telah tertebus
Berjuta embun suci

Alhamdulillah,
Pagiku penuh rahmat

Note: pagi ketika aku sembuh sakit beberapa saat lalu.

Selengkapnya..
Author: ira
•10:40 PM

Seperti benih
Tumbuh

Seperti racun
Menjalar

Layaknya Mariyuana
Ketagihan

Bak Anggur
Memabukan

Cinta-Mu
Dalam

Rindu-Mu
Menggetarkan

Berjumpa dengan-Mu
Impian

Tapi,

Aku bukan pecinta ulung.

Selengkapnya..
Author: ira
•9:57 PM

Jatuh Cinta. Sungguh perasaan indah yang sukar aku jelaskan secara gamblang. Jika boleh aku gambarkan menyerupai ombak yang riuh berkejaran lalu menghempas pecah di bibir pantai pada suatu sore yang langitnya merona jingga. (Lha…kok tambah rumit…)

Rumit memang, tapi sungguh aku tak mengundang perasaan itu untuk datang, sebaliknya aku membuat filter, tapi hati tetap tidak bisa memilih. Perasaan itu hadir, menyusup secara halus dan tiba-tiba, kemudian aku mendapati diriku penuh sesak, siap melambung.

Begitu indahnya Allah menciptakan cinta. Oleh sebab itu sesuai hukum alam -- yang indah untuk yang indah dan sebaliknya-- sudah sepantasnya kita menjaga keindahan cinta sesuai kehendak yang menciptakan, Allah.

Seharusnya cinta yang murni hanya kita persembahkan untuk-Nya, tapi cinta kepada hamba terlihat lebih memesona. Tidak mudah memang menjaga perasaan dan memurnikan cinta untuk-Nya, karena harus melawan syetan sedang kita berteman hawa nafsu.

Cinta memang selalu menarik untuk diceritakan, dan tak kan hilang kamuflasenya sampai akhir zaman, tapi cinta tetap indah pada saatnya apabila kita menaruh cinta untuk Allah di atas segala cinta selain kepada-Nya seperti Sajak berikut:


C I N T A ..........


Tuhan.... Saat aku menyukai seorang teman


Ingatkanlah aku bahwa akan ada sebuah akhir

Sehingga aku tetap bersama Yang Tak Pernah Berakhir


Tuhan.....

Ketika aku merindukan seorang kekasih

Rindukanlah aku kepada yang rindu Cinta Sejati Mu

Agar kerinduanku terhadap - Mu semakin menjadi


Tuhan.......

Jika aku hendak mencintai seseorang

Temukanlah aku dengan orang yang mencinatai - Mu

Agar bertambah kuat cintaku pada - Mu


Tuhan......

Ketika aku sedang jatuh cinta

Jagalah cinta itu Agar tidak melebihi cintaku pada - Mu


Tuhan....

Ketika aku berucap aku cinta pada - Mu

Biarlah kukatakan kepada yang hatinya tertaut pada - Mu

Agar aku tak jatuh dalam cinta yang bukan karena - Mu

Sebagaimana orang bijak berucap

Mencintai seseorang bukanlah apa - apa

Dicintai seseorang adalah sesuatu

Dicintai oleh orang yang kau cintai sangatlah berati

Tapi dicintai oleh Sang Pencinta adalah segalanya

Cintailah orang yang kau cintai sekedarnya saja....

siapa tahu pada suatu hari kelak ia akan berbalik menjadi orang yang kau benci....

dan bencilah orang yang kau benci sekedarnya saja....

siapa tahu pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang kau cintai

~ Imam Ali R.A ~



Selengkapnya..
Author: ira
•5:32 PM

Diantara Cinta dan ambisi

Ada ajal menanti

Diantara syahwat yang berjuang maksiat

Ada jasad yang akan sekarat

Diantara anggun pakaian tubuh

Ada kafan yang lusuh

Diantara canda yang menggembirakan

Ada tangis dan penyesalan

Dan diantara kemilau dunia

Ada surga yang maha memesona

Tapi, sungguh kematian itu DEKAT

Selengkapnya..
Author: ira
•1:58 AM

Pagi ini aku tertawa terpingkal

Bukan karena Komedian,Tuan

Tapi melihat tembelan celana kawanku

Merah bersulam Biru



Malam ini aku merintih, menangis

Bukan putus cinta dengan sang pacar, tuan

Tapi perutku teriris sembilu lapar

Selengkapnya..
Author: ira
•5:34 PM

Senja renta membawa pesan dari surga
;Dunia ini penjara
Jangan menepuk dada
Engkau hanya tawanan

Senja tua di kaki langit barat mengabarkan
Pada hari pembebasan ‘kan ada kekasih
Dia menjemput
Dia setia menunggu
Dia tidak pernah ingkari janji
Dia pasti datang
Memeluk erat, menghisap kepedihan
Dialah kekasih,
Dia, kematian

Selengkapnya..
Author: ira
•2:03 AM


Judul : Luka di Champs Elysees
Pengarang : Rosita Sihombing
Penerbit : PT Lingkar Pena Kreativa
Tebal : 186 halaman
Harga : Rp 32.500,


Gemah Ripah Loh Jinawi, begitulah Indonesia disebut-sebut, tetapi kenyataanya negeri yang kaya raya ini tidak mampu menjamin kehidupan yang layak bagi seluruh rakyatnya. Ini terbukti dengan banyaknya perempuan Indonesia yang menjadi TKW (Tenaga Kerja Wanita), mereka mengais rezeki di negeri orang, menjadi pembantu demi kelangsungan hidup keluarganya.

Novel Luka di Champs Elysees ini berkisah perjuangan seorang TKW yang menjadi “pahlawan” bagi keluarganya. Kenyataan yang dihadapi Karimah, tokoh aku dalam novel ini, membenarkan pepatah “Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, elok juga di negeri sendiri” Kehidupannya di Indonesia yang serba pas-pasan belumlah sepadan dibanding kekejaman, penindasan hingga pelecehan seksual yang dilakukan majikannya di Riyadh. Hari yang dilewatinya selalu dihantui ketakutan dan kecemasan.

Sampai pada suatu musim semi, majikan mengajakanya berlibur ke Negara Napoleon, Prancis. Di sanalah Karimah melepaskan semua penderitaan dan kecemasan akibat perlakuan majikan yang tidak manusiawi. Karimah memilih melarikan diri dari majikan dan menghilang di Jalan Champs Elysees, Paris.

Dengan alur cerita maju mundur, Rosita Sihombing menceritakan keindahan kota Paris dengan sangat nyata. Paris dari ketinggian menara Eifel. Sungai Seine membelah kota, meliuk bak ular panjang dan pada malam hari Champs Elysees, menara Eifel dan setiap sudut kota Paris bermandikan cahaya, gemerlap terang. Sungguh pembaca dibuat seolah berada dan melihat sendiri keindahan Paris.

Kota Paris digambarkan sedemikian indah, seindah syair lagu Champ Elysees yang dinyanyikan Joe Dassin,
“Kau katakan ada pertemuan di sebuah tempat
Dengan orang-orang unik
Yang hidup dari malam sampai pagi, dengan membawa gitar di tangannya
Maka, kutemani dirimu, kita bernyanyi, kita menari
Bahkan tidak terpikir oleh kita untuk bersentuhan.”

Paris sebuah kota impian. Di sinilah Karimah memulai petualangan barunya, tidak mudah baginya hidup di negeri asing yang bahasanya saja ia tidak mengerti, lebih lagi ia adalah warga ilegal. Dalam keadaan sulit ini Karimah bertemu dengan “Malaekat Penolong”, Hamed, lelaki asal Aljazair. Belum saja masalah dokumen imigrasi dapat diselesaikan sebuah kesalahan mereka lakukan. Dalam ketidakberdayaanya Karimah merasa mengkhianati Pardi, suaminya di tanah air, tetapi ia lakukan itu bukan tanpa alasan.

Konflik yang disajikan sederhana setiap orang dapat mengalami jika berada pada pilihan yang demikian, hanya saja karekter dan perasaan yang dialami tokoh kurang dieksplor, kurang “menggigit”. Penuturan dalam bahasa yang mudah dan konflik yang di selesaikan lebih cepat secara kebetulan membuat novel ini terkesan terlalu cepat rampung.

Membaca Luka di Champs Elysees memberi inspirasi kepada kita bahwa sesulit apapun, hidup tetap layak untuk diperjuangkan.

Selamat membaca…

Selengkapnya..
Author: ira
•9:09 PM




Apakah hati sebuah bangunan?
Berdindingkah,
Beratap juga?

Seluas, Setinggi apa?
Berpintukah,
Adakah jendela?

Jika bukan,
Mengapa perasaan singgah,
Berteduh saat terik matahari
Berlindung saat petir dan hujan turun.

Adakah hati itu ruangan?



Natar, 12 Januari 2009





Selengkapnya..
Author: ira
•6:58 PM


Seperti apa terbebas dari dendam derita?


Seperti pisau yang dicabut pelan-pelan
Dari cengkraman luka.
(Joko Pinurbo 2005)



Sejenak aku terpaku, kemudian perih menjejak kuat hatiku, setelah membaca puisi ini.
Puisi yang singkat namun mampu menggambarkan hati yang sangat sakit, nyeri.

Dendam biasanya timbul oleh disakitinya tubuh dan atau hati, sehingga meninggalkan luka. Tak jarang luka tubuh telah sembuh, namun hati belum terobati.

Tidak mudah memang memaafkan sekaligus melupakan. Hanya hati pembrani yang mampu melakukannya. Tak jarang mulut mengatakan “aku sudah memaafkan tetapi tidak akan pernah lupa seumur hidup.” Sungguh ini sama sekali bukan maaf karena FORGIVE = FORGET.

Melepaskan pisau yang menikam hati memang nyeri, namun setelah itu luka dapat benar-benar sembuh, dan ini jauh lebuh baik dari pada tetap membiarkan pisau dendam mencengkram hati.

Selengkapnya..
Author: ira
•2:43 PM



Bolehkah, kuminta ingatanmu tentang aku?

Beberapa hari yang lalu aku kirim SMS kalimat di atas ke teman-teman dekatku. Jawaban dari mereka beragam;
- untuk apa? Jika kau ambil aku akan lupa terhadapmu.
- Boleh, tapi jangan semuanya, tinggalkan yang baik, toh memang aku tak mau mengingat yang buruk tentangmu.
- Maaf tak ku izinkan, karena aku ingin mengabadikan di prasasti hati.
- Kenapa tiba-tiba SMS gitu, lagi pula aku tak membahayakanmu dengan ingatan tentangmu.
Sungguh jawaban yang mengaharukan, dan mungkin hati kecilku berharap itu.
Rasanya aku senang ada teman-teman yang sudi mengingatku,bahkan mengabadikan.
Sunguh sesuatu yang indah. Terimakasih.

Ada beberapa dari mereka yang tidak menjawab. Ada sedikit rasa kecewa. Tapi mungkin mereka sebenarnya mengingatku, hanya saja mereka tidak dapat membahasakannya. Semoga saja begitu. (huuuuu ngarep……..)

Ada juga yang jawabannya “ada apa? Pernah aku sms, di bales “ini siapa ya” nyebelin ga sih?” Aku nyengir getir membaca sms ini, pernahkah? Seingetku tidak. Tapi mungkin bisa saja iya, masalahnya kemarin aku ganti HP ternyata tidak semua nomor terkopi. Tapi sungguh aku tak ingin melupakan satu orangpun yang pernah kukenal.

Aku ingin memiliki teman sebanyak air di laut, berkawan selamanya. Dalam. Berkejaran sepanjang waktu. Mencapai pantai, merapikan pasir berserak dan menjadikan pantai rapi.

Selengkapnya..
Author: ira
•12:24 PM




Ini puisi hasil writing class FLP minggu, 11 Januari 2009 yang bertempat depan perpustakaan umum Unila. Sungguh hal yang menyenangkan bertemu orang-orang yang mempunyai hobi yang sama (katakan saja begitu, walau mungkin ada sebagian dari kami menulis bukan hobi tapi butuh).

Sebenarnya ini bukan tema yang lahir dari benak ku, karena kemarin yang kutulis di kertas "arisan tema" adalah pendidikan, karena sebelum pergi aku melihat berita unjuk rasa menentang pengesahan UU BHP (Undang-undang Badan Hukum Pendidikan). Eh, ga’ taunya pas kertas "arisan tema" dikocok aku dapet “Tema Kampung Halaman”. Aku baru sadar udah lama ga pulang kampung….. jadi kangennya tambah banyak. Akhirnya kangen itu tumpah di puisi ini.

Kampung Halaman


Rindu mengalun
Lekat tiap langkah
Serupa irama angin pada alam
Saat senja merona jingga

Malam lebih sempurna
Gelap pun pekat,
Pijar ublik bergoyang
Diangkasa, mengerling manja bintang gemintang
Jangkrik hutan mulai bertasbih, memuji Tuhan
Dingin malam menembus dinding

Harum udara pagi
Terpatri di hati
Segar dalam ingatan

Dua bukit berselimut putih saling berpandang, Takur dan Tanggang (*
Terkisah sebuah lembah, indah
Hamparan ilalang putih mengembang
Seruling anak gembala, merdu
Gadis berkepang dua menyandang keranjang baju
Turun ke sungai, berjalan malu-malu.

Kampung halaman, aku rindu.

Bdl,11/01/09

Selengkapnya..