Author: ira
•1:20 AM

Siapa kau?

Kau, yang telah mengambil akal sehatku
Diam-diam

Kau yang mengambil porsi tidurku
Semalaman

Kau yang mencuri nafsu makanku
tapi aku merasa kenyang

kau, kau,
kau siapa?
kuperingatkan kau!

Jangan kau ambil hatiku!
itu milikku untuk-Nya

Selengkapnya..
Author: ira
•2:49 AM


kepada MHW

Aku ingin bercerita tentang dua kuncup mawar
Kala pagi yang masih hijau
Dan senja yang telah merona
Dengan segala kesungguhan hati dan berharap kuncup diberkati
Sungguh aku ingin dua kuncup itu mekar jadi cinta


Pada siang yang terik, satu kuncup terluka oleh duri
Ia Mencari dan tiada menemukan embun penghilang dahaga
hingga kuncup memerah air mata lalu meminumnya,
dan tangis pun kini henti


Air mata itu telah menyulap mawar teluka
Bukan merah, tapi transparan
Bening kini, tawar sudah.
memeram harap pada suhu sepi.

Dua kuncup telah kelopak,
Transparan dan merah
Memandang dunia dari dua arah
Penuh duga, dua Pransangka
Tapi, ku kiri cinta masih ada.

Selengkapnya..
Author: ira
•3:14 AM



“Satu-satu aku sayang ibu
Dua-dua juga sayang ayah
Tiga-tiga sayang adik kakak
Satu-dua-tiga, sayang semuanya”


Kenal Syair lagu ini? Semua orang pasti tau dan bahkan tau persis bagaimana lagu ini dinyanyikan, bagi kebanyakan orang lagu ini mungkin tidak istimewa, tapi lain bagiku, selain lagu ini sarat makna walau pengungkapanya langsung mungkin karena ini lagu anak-anak, tapi apakah engkau pernah memperhatikan lagu ini dengan saksama?? aku sudah, bahkan sedari aku masih gadis cilik berseragam merah putih, saat itu aku masih duduk di bangku kelas satu sekolah dasar, hasil dari pengamatan seorang gadis cilik saat itu adalah: lagu satu-satu sayang ibu ini tidak ada huruf “R” nya satu pun.

Nah karena tidak ada “R” nya inilah lagu ini menjadi lagu kesayanganku sampai semester dua kelas dua Sekolah Dasarku, aku selalu menyanyikan lagu ini ketika guru kesenian memerintahkan anak muridnya bernyanyi di depan kelas. Pernah suatu ketika aku tidak menyanyikan lagu satu-satu aku sayang ibu tapi Bintang Kecil, hasilnya karena aku cadel dalam menyebut huruf “R” hasilnya aku jadi bahan ledekan teman-temanku lebih dari satu minggu karena hal inilah aku lebih memilih lagu satu-satu aku sayang ibu yang bersih dari huruf “R”

Jenuh setiap kali menyanyi lagu satu-satu sayang ibu, aku mencari lagu yang tidak ada huruf “R”nya yang lain, tetapi aku tidak menemukannya, ada yang tahu selain lagu ini, lagu yang tidak mengandung huruf “R”?

Rasanya aku sangat ingin berterimakasih kepada pengarangnya yaitu Ibu Sandiyah Soerjono alias Bu kasur, walau gadis cilik berseragam merah putih itu belum tahu siapa pengarang lagu yang ternyata bukan berjudul satu-satu aku sayang ibu, melainkan sayang semuanya, " terimakasih telah menciptakan lagu yang sederhana namun sarat makna dan tidak mengandung huruf "R"

Selengkapnya..
Author: ira
•1:53 AM

Musim dingin terlalu panjang.

Bahkan kuncup telah beku berselimut salju

Daun-daun berguguran tinggalkan dahan.

sedang ranting kaku sendirian.

Selengkapnya..
Author: ira
•10:29 PM


Perhatian : boleh dibaca 17+ atau BO (Bimbingan Orang Tua)

Konon, pada suatu malam yang lebih gelap dari biasanya, mendung menyimpan semua bintang di balik jubah hitamnya yang luas, bahkan purnama tak mampu menembus pekatnya jubah mendung, hanya kilat yang sesekali membelah pekat malam itu, memberi terang sekaligus rasa ngeri. Guntur bersahutan seolah saling adu kehebatan ilmu, dan hujan turun dengan deras mengguyur sebuah pemukiman kecil dipinggir hutan jati.
Huhhhh! Bahasaku lebaay…. ya?

Aku lanjutkan, pada sebuah rumah bambu seorang pemuda tinggal seorang diri, untuk menurangi rasa dingin sekaligus mengusir nyamuk sang pemuda menyalakan perapian, rupanya nyamuk tidak semua pergi bahkan masih banyak tetap menyantap darah pemuda sebagai makan malamnya. Sang pemuda geram, ia dengan sigap memukul setiap nyamuk yang hinggap di tubuhnya dengan telapak tangan. Plek! Plek! Plek! Begitu setiap kali ada nyamuk yang hinggap di tubuhnya pasti terdengar bunyi, Plek...!!

Di luar, tak jauh dari rumah pemuda, seekor harimau kedinginan dan sesekali mengibaskan badannya, mengeringkan bulu-bulunya dari guyuran air hujan. Sedari tadi harimau memperhatikan nyamuk yang keluar masuk rumah sang pemuda, telinga harimau pun mendengar dengan jelas setiap bunyi Plek! PleK! Plek! Kemudian Harimau beanggapan bahwa bunyi, Plek! Plek! Plek!itu adalah bunyi nyamuk yang sedang memangsa dan mematahkan tulang manusia, lalu Haraimau berbicara dalam hati “ Nyamuk saja yang kecil tak bertulang dapat mematahkan tulang belulang manusia, apalagi aku, sang Raja Hutan, yang gagah dengan belangku, yang ditakuti karena taringku dan disegani karena aumanku, pasti suaranya akan lebih dasyat jika aku yang memangsanya”

He..he.. he.., pasti tidak percaya dengan dongenku, just kidding hanya untuk mengendurkan urat pipi dan bibir supaya tersenyum..

Selengkapnya..
Author: ira
•3:29 AM

Ramadhanku… belum saja pergi aku sudah rindu, jika kalimat ini aku carikan ganti maka, aku ingin setiap bulan adalah Ramadhan, hingga setiap amal dan pahalaku dilipatgandakan, setiap dosaku diampukan.

Ramadhanku… belum saja pergi aku sudah rindu, aku sedih jika tigapuluh hari nanti benar-benar telah usai, tapi aku akan lebih sedih lagi jika kepegianmu tak berarti apa-apa bagi hatiku, tak meninggalkan bekas bagi jiwaku, tak jadikanku hamba-Nya yang lebih bersabar dan bersyukur.

Ramadhanku… belum saja pergi aku sudah rindu, aku tahu pada akhirnya tigapuluh hari akan berakhir pada malam yang gema takbir bergemuruh di penjuru alam, dan butuh waktu sebelas bulan untuk menanti kedatanganmu lagi, itu waktu yang lama, terlalu lama bahkan, untukku yang tidak tahu apakah usiaku sampai pada kedatanganmu yang berikutnya. Ramadhan aku benar-benar rindu.

Selengkapnya..
Author: ira
•12:56 AM

Apakah hati sebuah bangunan?
Berdindingkah,
Beratap juga?

Seluas, Setinggi apa?
Berpintukah,
Adakah jendela?

Jika bukan,
Mengapa perasaan singgah,

Adakah perasaan miliki kunci?
'tuk masuki ruang sempit hati
Berteduh saat terik matahari
Berlindung saat petir dan hujan turun.

menaruh cinta, meninggalkan benci
berebut tempat, menuntut jawab


Adakah hati itu ruangan?

Selengkapnya..
Author: ira
•2:21 AM

Kemarin, puasa hari ke 12 tahun 1430 H, ada hal beda dari biasanya buatku, biasanya aku buka puasa sendirian di mes kantor tapi kemarin bubar (buka bareng) teman-teman kantor. Sebenarnya mereka yang hadir adalah teman-teman dari divisi Pembiayan sedang aku sudah di mutasi ke divisi lain sejak Maret 2009 yang lalu, tetapi karena aku akrab dengan mereka semua, aku ikut acara bubar kemarin, ketika mereka mencandaiku dengan mengatakan “Eh! Anak mana kamu?” aku menjawabnya “aku kan alumni divisi pembiayaan” tentu hal ini hanya supaya suasana lebih hidup, dan aku tidak merasa bukan bagian mereka walau dari divisiku aku hanya seorang diri.

Bubar kemarin lumayan ramai, membuatku sejenak melupakan rumah, biasanya menjelang buka jiwaku pulang ke rumah separuh, menengok masakan ibu dalam khayalan dan membaui aroma kolak kesukaan Bapak dalam ingatan, karena bagi Bapakku sebulan penuh puasa dengan menu pembuka kolak setiap hari tak mengapa, tak akan ada kata bosan, dan setiap hari ia akan bertanya
”buat kolak nggak hari iri?”
“hmmmm aku saja yang buat bosan, Pak. Kok sampeyan yang makan tak bosan” begitu biasanya ibuku menanggapi.
Tiba-tiba senyum mengembang di bibir, “kunjungan” sore ke rumah berakhir dan aku mendapati diriku sedang menunggu buka dengan secangkir teh manis hangat tanpa kolak, apalagi Bapak dan Ibu, tetapi kemarin aku tidak “pulang” aku tersulap riuh dan ramainya mereka. Dengan menu pembuka Es cendol, bakwan goreng, kue bolu, dan tentu tak ketinggalan kurma, tapi untuk buka aku lebih memilih teh manis hangat ketimbang es. Setelah sholat magrib barulah buka yang sesungguhnya, kali ini menunya, ayam bakar, sayur sup, sambal dan tidak lupa lalapan tentu saja

Alhamdulillah, saya kira itu yang ada di setiap hati kami kemarin, seusai menyantap hidangan yang di sajikan temanku di rumah kakaknya yang penuh piala, aku tak dapat menghitung karena setiap sudut ada piala, aku kira jumlahnya ratusan puncaknya tentu kemenangan Chintia Jaya Malini (15) meraih juara umun pada ajang Global Art Internasional Competition yang diselenggarakan di Guangzhou, China, 30 November 2008 lalu.Ini ada cerita lain dari bubar kemarin tapi justru ini hal mengesankan yang membuat mataku terbuka lebih lebar lagi untuk melihat kesungguhan dalam berusaha dan mencapai sesuatu yang kita inginkan. Luar biasa tentu saja, aku angkat topi untuk bakat dan prestasi Chintia, teruslah berkarya, dunia menanti ide-idemu dalam sebuah kanvas.

Back to Bubar; Ada hal yang selalu membuatku agak sedikit malu, tapi bukan hal yang buruk ku kira, aku menyebutnya rezeki anak kost, karena setiap ada event makan-makan dengan teman kantor biasanya aku mendapat recommended untuk bungkus, katanya kasian anak kost. Jika boleh aku meminjam slogan Mbah Surip : Thankyou Pull kawan. Akhirnya menjelang adzan Isya kami berpamitan pulang. setibanya di Mes aku mencari “rezeki anak kost” ku, tapi tak ada. Aku terseyum getir, hmmm pasti ketinggalan di ruang tamu di rumah temanku tadi saat aku asyik melihat berbagai lukisan dan foto-foto Chintia, tetapi aku tidak akan merubah kata : Thankyou Pull Kawan for every thing….

Selengkapnya..