Rinduku sudah habis,
menguap..
Tuntas,
Tinggal serpih-serpih yang tersangkut sarang laba-laba ruang hampa
di bilik sepi, pada malam-malam panjang berikutnya
di mana bintang gemitang terus menari di pelupuk mataku
mereka bercerita tentang kemesraan
di negeri angkasa biru
yang tak layu oleh bayu
yang tak hilang oleh deru waktu
oleh hujan pun matahari
kelamnya malam tak juga mengkaramkan rasi bintang
Saat hujan meraka terguyur
Tapi tidak basah.
Oleh terik mentari pun mereka terjemur
Tapi tak kering meranggas
Bahkan saat malam mulai gelap
Mereka benar-benar mengerti
Saat itu harus memberi cahaya paling terang
Agar sanggup melihat buramnya malam
Agar tidak kehilangan, satu dan satunya lagi.
Agar malam berwarna meski tak seterang siang
Agar malam indah walau tak seperti pelangi usai hujan
Malam ini pun mereka masih merenda rindu
Seperti malam-malam sebelumnya.
Hatiku menggerimis
Pilu mengetuk-mengetuk dinding palung rasa, nyeri
Saat kutemukan sehelai rambut
Pada bantal tidurmu
Ternyata rindu itu masih ada
Mungkin yang tersangkut di sarang laba-laba ruang hampa
Atau yang tertinggal di bilik sepi
Tapi di hati yang merah, rindu tertindih amarah.
Natar,06/03/09
•6:02 PM
puisi
|
This entry was posted on 6:02 PM and is filed under
puisi
. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
0 comments: