Author: ira
•10:17 PM

Siapa yang senang jika ada pengamen di bus kota? Ah, ku kira cuma segelintir orang yang senang atau bahkan tidak ada, yang sebel banyak. Tidak peduli mungkin mewakili bebeorapa orang termasuk aku.

Beberapa hari yang lalu aku naik bus Panjang-Rajabasa, sungguh hari yang terik beruntung aku dapet tempat duduk, di antara penumpang yang berdiri, aroma parfum campur aduk dengan bau keringat membuat kepala pusing, ditambah lagi asap dari puntung mematikan beberapa kaum lelaki yang tetap asyik merokok.

Bus terus melaju cepat, menyalip beberapa kendaraan di depannya, tak peduli walau harus lewat di badan jalan, Dasar sopir Batak, gerutu ku dalam hati. Bus berhenti di Lampu merah Way Halim, beberapa penumpang turun, tetapi banyak yang naik ditambah seorang pengamen.

Keadaan bus tambah sesak, namun pengamen tetap memulai aksinya….. suara yang bagus pikirku. Harusnya dia ikut audisi di TV2. aku masih terus menunduk sampai akhirnya ada tangan di depanku sembari membunyikan uang recehan. Karena suara pengamennya bagus dan tangan dengan uang recehan itu tak enyah dari hadapanku. Kok maksa sih … pikirku sambil mengeluarkan uang receh 500 rupiah. Tapi aku mendongak dengan cepat sesaat orang tadi bilang:
“Apa-apaan ni mbak, ongkosnya Rp.2.500,
Aha.. ternyata dia kondektur bus bukan pengamen, dan aku memang belum bayar ongkos.

Selengkapnya..
Author: ira
•6:13 PM


Kau kecup luka pada kuncup kecil bunga mawar
Saat tetes embun pertama kehidupan masih jernih
Saat mata mungil mengerling kabur

Kau dekap hangat penuh harap
Saat sapa pertama tangis nakal pada alam
Mengembang senyum tipis
Membumbung setinggi awan

Hujan kasih mu menyirami pangkal akar
Hingga batang kokok, tegak tumbuh
Angin kasih mu membelai helai daun
Berbisik senandung cinta biru nan merdu
Perisai kasih mu menjaga, agar tealingi
Walau batang berduri kerap melukai

Gunung-gunung terkesima akan keagungan cinta
Hingga tangis harunya mengalir bermuara di samudra dalam
Tapi, sungguh cinta mu tiada tandingan.

Angkasa menyaksikan ketulusan murni
Kasih tak menuntut balas
Hingga hujan tak sanggup kembali ke langit
Sungguh kasih mu tak terungkit


Matahari mu tak mengenal hujan
Matahari mu tak mengenal awan
Bersinar untuk terangnya siang
Bersinar untuk gelapnya malam
Do’a pun sepanjang jalan

Lalu dengan apa aku menebus semua?
Segunung cinta
Sesamudra kasih
Dunia, angkasa seluruh isinya?
Sedang surga diletakan Tuhan di bawah kakimu.




Natar, 21 Desember 2008

Note:
Kagem ibu,ibu,ibu
Tiada kata tepat untuk melukiskan semua pengorbanan, kasih sayang dan cintamu,
Melukiskan saja tidak, tentu semua tiada kan pernah terbalas sekalipun dengan diri ku seluruhnya.

Selengkapnya..
Author: ira
•1:22 AM


Waktu Melesat cepat bagai anak panah
Tak satupun dapat menghentikan
Kebersamaan yang terjalin tersimpan dalam bingkai kenangan
Kadang peristiwa masalalu melekat hebat dalam ingatan
Namun tak sedikit yang menguap tanpa sisa

Kebersamaan kita mungkin tak seindah langit sore
Atau seharum bunga mawar
Tapi semoga akan menjadi kisah klasik untuk masa depan

Kemarin telah usai, esok belum tentu datang
Yang kita miliki hanya waktu saat ini
Dan waktu yang tersisa akan mengajari kita menjadi dewasa
Di mana ujian, suka pun duka, derai air mata dan gelak tawa
Akan menjumpai kita dengan cara yang berbeda

Tetaplah optimis!
Agar tetap bersyukur saat yang lain kufur
Teguh saat yang lain terjatuh
Patuh saat yang lain angkuh
Tegar saat yang lain terkapar

Teruslah merentang harapan di ujung cakrawala
Dan jangan pernah berhenti mengepak sayap untuk menggapainya

Biarlah cobaan itu semakin membuatmu kuat
Biarlah tingginya gelombang semakin membuatmu tak tergoyahkan
Biarlah kencangnya terpaan angin semakin membuatmu gesit berkelit
Biarlah jiwa-jiwa penenang itu mengisi hatimu
Dan sabar sebagai penolong

Tak ada yang harus dikhawatirkan dari perjalanan ini
Karena Sang Pengemudi Pedati Kehidupan, Allah
Tahu benar ke mana harus mengantarmu menjemput impian.


Teruntuk Nisa Noor -my sista- Selamat wisuda………. Semoga segala rencana berjalan sesuai inginmu. Dua tahun bukan waktu lama walau tak sebentar tetapi tinggal bersama telah memberi kenangan yang tak sedikit.

Selengkapnya..
Author: ira
•1:30 AM

Inilah rumah tua

Tembok retak seribu
Penuh coret moret anak jalanan tak menimba ilmu
Di sekolah pada guru dan suhu

Tiang depan rumah condong ke bumi
Persis orang mabuk diiring wanita cantik nan seksi

Plafon terlepas dari pilarnya
Tiada menentu melambai-lambai
Serupa dasi pejabat dikibar angin sepoi
Sekiranya pulau dewata pilihan tempat rapat

Dasar penghuni tak berguna
Bukankah rumah itu dibangun susah payah oleh ayah?
Semestinya engkau setia pada janji.
Seperti pengemis yang datang setiap pagi
Menadahkan wadah berharap sedekah
Kasihan sekali dia.
Rumah tua tak memberi apa-apa.

Tak ada lagi anyelir, melati
Di buritan dekat kolam
Hanya seonggok sampah busuk
Dan comberan biru

Tapi rumput teki, rapi
Di sudut halaman ini adalah sedikit bukti
Engkau pernah mencintai rumah tua
Sepenuh hati

Selengkapnya..
Author: ira
•1:28 AM

Aku belajar pada kecewa
Tentang warna
Sesekali jingga, ungu, kelabu
Hitam kemudian putih
Silih bergilir
Datang berganti

Aku belajar pada luka
Tentang sebuah jalan
Terkadang lurus, berkelok, terjal
Menanjak pun menurun
Bersambung, tak terputus
Satu-satu terlewati
Sebuah lintasan diri.

Selengkapnya..
Author: ira
•1:27 AM

Samudra luas pun bertepi
Ku mohon ya Allah…….
Agar hati kecil ini tak berbatas

Jika memandang langit hebat pemayung bumi
Berbatas cakrawala
Ku mohon ya Allah……..
Mata sanubari dapat memandang kehidupan
Hingga awan tersibak
Dan langit menjadi indah dengan pesona biru-Mu

Selengkapnya..
Author: ira
•9:45 PM

SD (Sekolah Dasar) ku dulu di kecamatan Punduh Pedada memang tak semiskin SD Muhammadiyah di Film Kondang Laskar Pelangi, sedikit lebih beruntung. Bangunannya bukan papan, tapi gedung tua yang tak tersentuh renovasi sejak pendiriannya, tentu saja jendela kaca telah banyak yang pecah dan bocor di mana-mana.

Keadaan siswanya pun sangat jauh berbeda dengan SD Muhammadiyah yang hanya 10 siswa. Di SD ku setiap angkatan menerima lebih dari 60 siswa. Ramai habis! Sampai guru kelas kewalahan buat ngatur kami saat itu.

Satu persamaan kami dengan para tokoh Laskar Pelangi adalah Kami juga memiliki mimpi. Walau mimpi kami terkadang terdengar ngawur dan asbun (asal bunyi). Suatu hari guru kelas satu ku menanyakan cita-cita kami, dengan antusias kami menjawab ada yang mau jadi dokter, perawat, guru, pengusaha bahkan artis dan tak seorang pun yang ingin jadi petani atau nelayan seperti kebanyakan orang tua kami.

Cita-cita yang mulia, tapi tidak mudah bagi guru mengantarkan kami menuju cita-cita, lah… membaca saja kami tidak bisa bahkan ada yang belum mengerti bentuk huruf alphabet. Ini berlangsung dalam waktu yang lama sampai hampir semester pertama kelas satu. Selain kurang maksimal pengajaran di sekolah ditambah kurang perhatian orang tua.

Satu hal yang tak ku lupa hingga kini, cara guru kelas satuku mengajarkan membaca, mula-mula beliau mengunting huruf alphabet satu-satu, kemudian dia menaruh guntingan alphabet ke dalam kotak kapur. Setiap lonceng pulang berbunyi kami belum boleh keluar kelas sebelum mengambil huruf di kotak kapur dan menyebutkannya. Tentu mengambilnya bergilir tidak boleh melihat. Jika benar kami boleh pulang jika tidak kami duduk kembali.

Jika ingin cepat pulang tentu kami harus belajar keras di rumah, rupanya cara ini mempunyai efek yang positif bagi kami, kami jadi rajin belajar membaca, bahkan yang biasanya kamu bermain jam istirahat kami belajar membaca.

Pada awalnya hanya satu huruf yang di taruh di dalam kotak kapur, kemudian guruku menggabungkan satu huruf vocal dan konsonan. Terus bertambah menjadi satu kata pendek lalu panjang. Pada akhirnya satu kalimat sempurna lengkap dengan S-P-O-K (Subjek-Predikat-Objek-Keterangan)

Sungguh cara yang unik.


Kepada Bp. Sudarminto terimakasih yang tak terhingga, terimakasih A-B-C nya.

Selengkapnya..
Author: ira
•3:27 AM

Senyap
Angin bertiup lamat-lamat

Wez zz zz we zz zz Wez zzz

Wezz zz We z z z

Wez zz zz wez z zz z z

W ez z z ze

Selengkapnya..
Author: ira
•3:22 AM

Duduk sendiri
Berhimpit mesra dengan bayangan
Diam
Bayangan setia
Serasi dalam gerak
Menatap bebas entah kemana

Selengkapnya..
Author: ira
•3:22 AM

Malam musim gugur yang murung
Daun tinggalkan dahan
Bulan mengintip malu di balik mega
Agin berhembus lirih, sepi

Dingin, beku
Dahan menggigil kaku
Embun jatuh satu-satu
Pelan terisak di peraduan
Rindu…….

Selengkapnya..
Author: ira
•2:43 AM

Ra, nnti klw ksni tlong bliin Pswat tlp,yg mrh,tmbolny bsar2,dibwah 100rb untuk nenek, begitu sms yang kuterima, kubaca sekilas dan tidak ku jawab, karena kerjaan banyak, lagi kejar date line laporan keuangan, tapi aku berniat mengabulkan sms itu.

Aku ke luar kantor sudah lewat jam 5 sore. Aku cari di mall tempatku kerja tapi ga ada yang warna merah. Ku putuskan untuk mencari di mall di karang. , “Kenapa mesti warna merah, ah mungkin karena orang tua, pikirku. Dalam batin aku berharap, jangan kalau aku tua nanti minta apa-apa warna hijau, karena kebetulan aku suka warna itu.
Di Ramayana pun aku tak menemukan pesawat telepon warna merah yang tombolnya besar-besar

Hari mulai gelap took-toko sudah tutup. Pencarian aku lanjutkan ke Matahari, dari kejauhan aku sudah melihat ada yang aku cari, akhirnya ketemu juga. Ketika kulihat deratan angka Rp.150.000, tersenyum manis kepadaku, aku langsung ingin menawar harga itu, Emang Bambu Kuning (Pasar Tradisional Di Tanjung Karang) kalau di sana harga segitu asal pinter-pinter nawar bisalah dapet Rp 60.000,
Kuurungkan membeli bukan hanya karena harganya mahal, tapi tombolnya juga tidak sesuai permintaan.

Magrib tiba, aku berhenti sholat sebelum aku putuskan mencari ke tujuan akhir, Toko buku Gramedia. Cukup jauh Matahari ke Gramedia. Tiba di pintu masuk aku langsung tanya penjaga toko di mana etalase pesawat telepon. Baru aku menuju kesana, Ponselku berdering, Nenek nelpon
“Iya Nek, jawabku
“Ira di mana, udah malem kok belum nyampe? Tanya nenek
“Ini masih di Gramedia, telepon warna merahnya belum dapet. Aku menjelaskan
“Ira Sayang, Bukan Merah tapi Murah” kata nenek dari seberang
“???????, Iya Nek,iya….

Ah Bodohnya Aku!

Selengkapnya..
Author: ira
•6:54 PM

Ini Budaya orang ngegosip,semacam tata karma, entah hanya di Indonesia atau di seluruh dunia,“Jangan bilang siapa-siapa ya, cuma kamu yang tau” orang pertama bilang begitu ke orang kedua, orang kedua ke orang ketiga Dst, Pada akhirnya satu ERTE tau semua… Rahasia umum jadinya.

Kalau berita gembira Sih enak juga, tapi kalau itu tentang kekurangan seseorang gimana?
Aku pernah ngalamin, waktu itu aku bilang ke satu orang temen kost, kalau laporan akhir ku ini nanti langsung ACC Dosen PA kamu saya traktir deh. Makanya Do’ain pintaku

Eh Bener, hari itu Laporanku di Acc, Alhamdulillah……… tapi berita kalau aku mau taktir temenku yang udah do’ain itu tersebar seantero kost-kostan, ga enak kan kalau aku Cuma traktir dia aja karena banyak orang yang telah punya andil menyelesaikan laporanku itu, coba gimana bagusnya…

Aku bingung, akhirnya jiwa melankolisku keluar dan aku buat puisi
Curhatku

Aku bercerita pada angin berhembus
Tentang dukaku
Kupejam mata menikmati semilirnya
Lega………….
Tak lupa kukatakan padanya
“Jangan kau beritahu siapa-siapa, ini rahasia kita”
Angin Setuju sambil lalu
Namun aku kecewa
Angin tetap saja Angin, dia ceritakan duka ku kepada daun-daun
Parahnya lagi!
Daun-daun it terus menari dan menertawakan aku
Tak seharusnya aku cerita pada angin
Karena Allah lebih siap untuk keluh kesahku.


Aku bercerita pada Awan putih
Tentang kebahagiaan dan cita-citaku
Dia bilang “Kejar cita-citamu sampai menyusulku,Tinggi!”
Tak lupa kukatakan padanya
“Jangan Bilang siapa-siapa, ini rencana kita”
Awan menganguk dan tersenyum
Kali ini aku kecewa kembali
Awan berubah pikiran dia jadi hujan
Dia cerikan kebahagiaan dan cita-citaku pada penghuni bumi
Parahnya lagi!
Jalanan licin, membuat kakiku tak berjalan stabil
Bahkan jejak kaki di tanah basah it uterus membekas
Tak seharusnya aku cerita pada awan
Karena Allah lebih tepat untuk ungkapan syukur.

Selengkapnya..
Author: ira
•9:45 PM

Sahabat lebih dari teman
Bukan berarti saudara
Sabahat lebih sakadar keduanya

Sahabat bukan seseorang yang selalu bilang “YA KAMU BENAR’
Tetapi Seseorang yang sanggup berkata”KAMU SALAH”
Dan berdiri tegak antara keduanya

Sahabat tidak mengisi sebagian jiwa
Tetapi meresap hingga seluruhannya
Turut mewarnai hari dan malam yang kita miliki
Dan menjadikan keduanya lebih bermakna di mata Sang Penata Jagad Raya

Sahabat ialah separuh jiwa kita yang lain
Yang jika kita berbagi duka
Duka itu berkurang ½ nya
Yang jika kita berbagi Suka cita
Suka cita itu menjadi 2X lipat
Dan menyatukan satu dan keduanya.

Selengkapnya..
Author: ira
•9:25 PM

Milikku luka ini
Tadi pagi aku terjatuh
Sakit.....
Berdarah......
Pedih......
Menangis......

Biarlah waktu membalutnya
Biarlah angin menerbangkan dedaunan gugur di jalanku tadi
Biarlah dingin udara menyelimuti tidurku malam ini
Hingga bermimpi
Hingga pagi kembali....

Selengkapnya..
Author: ira
•9:06 PM


Kisah ini terjadi pada awal kuliahku, zaman jahiliyah aku menyebutnya. Aku masih seneng pake jeans, kemeja, lengkap dengan tas butut kesayangan. Cuek bebek. Aku sering ketinggalan gosip-gosip temen seangkatan. Meniru kata temenku, “Ira mah, telat……”. Satu hal yang pasti aku ga bisa bisik-bisik jarak jauh, membaca bahasa bibir. Bibir kok dibaca kayak tulisan aja. Kalau kata temen-temen ku itu indikasi aku kurang peka.

Kuliah menurutku menyenangkan asal jangan mata kuliah Perpajakan, kalau itu aku langsung bilang, kuliah BeTe, abis dosennya Galak BeGeTe, terus suruh ngisi eS Pe Te, menyebalkan!? Apa lagi hari itu kuliah perdana usai Lebaran, hari hujan pula, Komplit sih alasan untuk bolos, tapi ada hal yang membuatku excited untuk tetep kuliah, aku habis potong poni Saudara-saudara!. Poni ala Nia Dinata tapi kependekan, he…he… bukan tambah cantik dheh,tapi tambah nonong! Ah, bodo’ amat EGP. Apapun itu aku ingin tau reaksi temen-temenku yang lucu.

Hari itu nunggu bis agak lama maklum hujan, sekalinya dateng bis penuh sesak karena udah kesiangan aku nekad naik, jadi tarzan dheh… bergelantungan sepanjang jalan. Pasti banyak copet nih. Pikirku. Tapi aku selamat sampai tujuan tanpa halangan suatu apapun kecuali masih hujan rintik-rintik. Aku jalan dari halte kampus ke FE pake payung. Tumben-tumbenan… Manis banget kan?

Sampai di depan kelas aku udah telat, wah bisa disuruh nutup pintu dari luar alias ga boleh masuk nih, dengan hati dak! Dik! Duk! Dong! Aku masuk, Bapak dosen menatap dengan mata sinis, aku ketakutan tapi beruntung aku boleh masuk. Kulayangkan pandangan mengitari kelas bangku belakang udah penuh, tinggal bagian depan, ya apes duduk depan. Teman di sampingku mulai senyum-seyum menatap wajahku tepatnya poniku.
“Ah, diam nanti Singa ngamuk kalau kita ribut” ujarku.
“ternyata Lu Nonong juga, he..he..” kata temenku sambil nyengir.
“Udah, tu dah mau mulai kuliah…., sambil kulihat bapak dosen yang galak.

Aku terus nunduk. Temen-temen berbisik, ira rambut baru, ada yang bilang lucu, kayak Nia Dinata salah potong rambut, ada yang bilang tambah jelek dan tak seorang pun yang bilang bagus. Aku pura-pura ga denger, tetep nunduk icak-icak baca buku. Absensi sampai di tempatku. Aku serius mencari namaku di daftar peserta kuliah, kemudian tanda tangan, terdengar Bapak dosen membuka kuliah,
“Assalamu’alaikum……”
Dengan lantang aku menjawab “Waalaikumsalam Warohmatullah”
Seketika aku mendongak karena hanya aku yang menjawab salam, bersamaan sorak dan tawa pecah sejenak. Ternyata Dosen kami nelpon pengurus gedung untuk bawain LCD ke kelas.

Mukaku pucat, aku ketakutan. Pikiran ku menduga-duga aku pasti dimarahi, udah dateng telat bikin gaduh, atau aku dituduh melecehkan Dosen. Aku takut setengah mati.
Sebagian kecurigaan temen-temen kalau aku ga peduli lingkungan terbukti. Andai saja aku dengerin kata ibu kalau aku tuh ga cocok pake poni, pasti tadi aku ga nunduk, atau aku peduli apa yang sedang terjadi di kelas dan melihat Bapak dosen menelpon. Ah! Sudahlah!

Selengkapnya..
Author: ira
•9:18 PM

Seorang anak muda sedang bersedih, dia merasa hidupnya tidak beruntung, apa yang dia harapkan selalu tidak kesampaian, dia merasa Tuhan tidak menghendaki dirinya untuk bahagia.


Tapi sejak ia bertemu seorang kakek tua bijaksana dia tidak murung lagi, kakek itu mengatakan penderitaan dan kesedihan tidak ubahnya segenggam garam dengan kapasitas kepahitan yang hanya segenggam pula.


Kakek bijaksana menunjukan sebuah percobaan dengan mencampur segenggam garam ke dalam sebuah gelas, lalu mengaduk dan meminta anak muda itu untuk meminum airnya.
"bech! bech!.... Pahit kek?
Kakek terkekeh lalu berkata " Ayo, aku tunjukan satu hal yang lain"
kakek berjalan menuju telaga bening dengan teratai indah di sekelilingnya, lalu menceburkan segenggam garam lagi, mengaduknya dengan sebilah kayu, sejurus kemudian kakek mengambil air telaga dan meminta anak muda minum air kembali,
"gimana?" tanya kakek
"Segar Kek" jawab cepat anak muda

Begitulah pendirataan adanya, jika hati kita sempit tentu penderitaan kecil akan sangat berat dirasa, namun jika hati kita lapang penderitaan tidak akan mengubah kenikmatan yang disampaikan Tuhan kepada kita melalui penderitaan.

'"

Selengkapnya..
Author: ira
•4:36 AM

Ini kisah seorang gadis cilik berumur lima tahun, pada saat ia bermain di pematang sawah mengijau bersama teman sebayanya, sekawanan anak berseragam merah putih melintas Hati Gadis Cilik bertanya "Kapan aku seperti mereka? Sekolah, berseragam, bernyanyi, menulis?"

Kini tiba saatnya bagi gadi cilik untuk menjawab pertanyaanya. Semalaman matanya tak terpejam, membayangkan apa yang akan terjadi esok.
Hari pertama mengenakan seragam merah putih membuatnya bangga, hati gadis cilik terbang menyentuh awan putih.
Hari terus berganti, sampailah pada pelajaran menggambar. Gadis cilik tidak dapat membuat gambar seperti yang dicontohkan ibu guru di papan tulis. Gadis Cilik akhirnya menangis hingga pipinya basah, tapi tetap ia tak bisa.

Gadis cilik berdo'a " Ya Allah, izinkan aku dapat membuat gambar itu". Karena gadis cilik masih terisak sang guru menghampiri, lalu menuntun tangannya, hingga akhirnya gadis cilik mampu membuat gambar sendiri.
Alhamdulillah! Syukurnya dalam hati.

Sejak saat itu gadis cilik yakin jika dirinya dapat melakukan seperti yang orang lain mampu lakukan.
Bersambung ke......

Apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakan dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhamulah hendaknya kamu berharap.
(QS Alam Nasyrah {94} : 7-8 )

Selengkapnya..
Author: ira
•3:37 AM

Ini langitku
Tempatku mencipta pelangi

Kemarin telah usai
Merah
Tak semerah darah
Hitam
Bercampur

Kini sedang kucatkan pada langit berawan
hijau
Selembar pupus daun
Biru di ujung

Esok akan kuselesaikan,
Nila dan ungu
Putih, dipenghabisan.

Selengkapnya..