Author: ira
•4:18 AM

Menjadi bagian FLP (Forum Lingkar Pena) wilayah lampung adalah hal baik yang pernah aku miliki dalam hidup, bagaimana tidak, di FLP aku miliki teman-teman yang luar biasa, mereka seniman-seniman kata yang sedang mengejar mimpi, di FLP pula aku banyak belajar tetang menulis, dan hal yang tidak bisa dikatakan tidak beruntung adalah berkumpul dengan teman sehobi, tentu masih ada bonus-bonus lain, perhatian mereka, setidaknya bertambah lagi teman yang mengucapkan selamat saat ulang tahun, atau bertambah lagi tempat untuk mengadu saat duka singgah di hati, dan hal kecil yang aku senangi, aku bisa berkirim SMS puisi ke teman-temanku itu, bisa dibayangkan jika SMS puisi ke orang yang tidak menggemari puisi, tanggapannya pasti “apa-apaan ini orang, ngomong tidak jelas” kira-kira begitu atau kalimat-kalimat semacamnya, masih banyak lagi tapi pastinya masih senada, tentu masih banyak hal yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Satu lagi pengalaman pertamaku, Bubur Sumsum Party, kalau makan bubur sumsum sudah pernah, tentu berbeda jika bubur di jadikan icon sebuah pesta. Pesta ini berawal dari ide Mbak Laela Awalia saat kami selesai mengadakan pelatihan menulis Skenario bersama Ekky Imanjaya, Redaktur Rumah Film Jakarta yang di lanjutkan dengan Pelatihan Puisi yang diisi oleh Bang Ari Pahala Hutabaran dari Dewan Kesenian Lampung, kemudian Pelatihan Esay dengan Pemateri Joendra, Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia. Acara yang dibanjiri Doorprize berupa buku-buku dari Penerbit yang mendukung acara itu antara lain, Penerbit NALAR, LPPH (Lingkar Pena Publishing House).Rangkaian acara dua hari itu kami namai “LAPUNG MENULIS” Jumlah peserta Pelatihan Sekenario yang mencapai 50 orang termasuk calon Anggota 13 Orang, adalah hal yang di luar perkiraan sekaligus menggembirakan bagi kami panitia, tentu kesuksesan ini tidak terlepas dari tim yang melakukan publikasi sampai ke Lampung Timur dan Metro, dan dibantu oleh Radio MQ FM 98,3 FM.

Sementara Pelatihan Puisi dan Esai yang didesain khusus untuk calon anggota muda FLP juga kalah seru, pelatihan ini adalah sambutan sekaligus pembekalan kepada calon anggota, harapannya acara tersebut dapat memberi motivasi kepada calon anggota dan kelak anggota-anggota FLP dapat menghasilkan karya yang dapat memberi pencerahan.

Kembali ke Bubur Sumsum Party, kata Mak Lia, ini seperti tradisi etnik Jawa yang setelah adanya hajatan mereka membuat bubur sumsum dan makan rame-rame, begitu pula kami setelah gelaran “LAMPUNG MENULIS” yang memang kami menganggapnya adalah hajatan FLP telah usai, tak ada salahnya kami membuat acara itu, selain untuk silatuhami, pada “party” itu kami bisa saling bermaafan, mungkin selama proses persiapan hingga pelaksanaan “LAMPUNG MENULIS” ada perasaan yang tidak nyaman atau ada yang merasa terlukai oleh tutur dan sikap satu sama lain, semoga itu semua sudah diikhlaskan, walau ada yang disayangkan pada acara Bubur Party tersebut tak semua Panitia dapat hadir karena agenda mereka masing-masing. Semoga lain waktu acara FLP lebih baik lagi dan untuk FLPers lebih kompak, lebih semangat dan ayo terus Menulis, menulis,menulis,menulis, wujudkan i tema kegiatan “LAMPUNG MENULIS” satu kata, ubah dunia….




This entry was posted on 4:18 AM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

2 comments:

On July 31, 2009 at 1:06 AM , lia said...

lho, aturan fotonya yg bubur party juga geh... hehe

 
On August 2, 2009 at 12:26 AM , lilih muflihah said...

read more nya coba tanya lia aja ya cz mw dkrm lg filenya ilang..