Author: ira
•4:49 AM

“Karena aku pernah mengenalnya, pernah menjadi adik kelas, pernah bekerjasama, dan aku merasa miliki seorang kakak yang senang bila ia ada, yang aku tak mungkin lupa gurauannya “tak GOCO”, oleh karena kini aku merasa akan kehilangan”


Begitu SMS yang ku kirim untuk temanku yang resign dari kantor pada malam hari sebelum hari H perpisahan itu terjadi. Pagi harinya pada akhir Juni lalu, telah kuputuskan aku tidak akan menangis, semoga kami akan bertemu pada kesempatan lain dengan keadaan yang lebih baik dari pertemuan pertama, saat ia menjadi kakak kelas ku di SMK I Bandar Lampung, dan pertemuan kedua saat ia menjadi Staf di NPG, tempat kami bekerja.

Percuma, walau aku sudah bertekad tidak akan menangis, nyatanya air mata itu rembes juga, saat ia berujar “Maafin salahku ya, Mbak” begitu ucapnya. Kami berjabat tangan dan sedihku luruh, kami berpeluk sejenak, “aku juga” begitu jawabku di antara isak.


Begitulah kehidupan ini, selau berjalan maju, tidak pernah ada tawaran untuk berhenti apalagi mundur, dan NPG, tempatku bekerja seolah rangkaian kereta yang yang mengantarkan kami pada tujuan kami masing-masing.

Kami duduk pada gerbong, kursi yang berbeda, sesuai dengan fungsi dan tugas kami, sama seperti penumpang kreta yang duduk sesuai tiket yang mereka beli, hanya saja kami tidak saling acuh tak acuh, kami saling membutuhkan, kami saling menyayangi dan menghormati, oleh karena ada rasa kehilangan saat salah satu dari kami telah sampai pada tujuannya.

Sejak semula memang tujuan hidup kami berbeda-beda, maka kami akan bertemu dan berpisah di tempat yang berbeda. Satu penumpang Kreta NPG telah sampai di stasiun tujuannya, dia akan turun, meninggalkan kami yang akan melanjutkan perjalanan masih dengan menumpang Kreta NPG, menuju stasiun kami masing-masing.

Selamat jalan Sobat…
Semoga jalan berikutnya, kendaraan berikutnya lebih baik dari jalan dan rel NPG,
Aku belum sampai distasiunku.


Hidup memang terus maju, Kemarin telah usai, esok belum tentu datang yang dimiliki hanya waktu saat ini, dan pasti setiap awal ada akhirnya, setiap perjumpaan ada perpisahan, oleh karenanya aku hanya ingin kerjakan sesuatu saat ini dengan cara terbaik, sayangi kerabat dengan cara terbaik, dan tentu persiapkan perpisahan yang sebenarnya dengan sepenuh hati.

This entry was posted on 4:49 AM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: