Author: ira
•9:51 PM

“R” huruf yang terkadang orang Indonesia tidak dapat melafalkannya dengan benar, biasanya mereka di juluki cadel, termasuk aku. Pada awalnya aku sedih menyadari tak dapat menyebut huruf ke 18 di jajaran Alphabet itu. Kata orang-orang lidahku pendek.

Banyak temanku yang sering mengolok, tentu aku sedih bahkan menangis. Aku ingat aku terakhir menangis karena hal ini adalah kelas tiga SPM. Ah, cengeng sekali aku. Namun sekarang aku tak mempedulikan orang-orang yang suka meledekku, anggap saja mereka memperhatikan aku.

Banyak kenangan yang kuingat dengan ketidakmampuanku menyebut huruf yang sering di eja dengan “Romeo” itu. Kata salah satu teman SMPku “ketika Tuhan mebagikan alphabet sampai “Q” aku sudah pergi karena dikira sudah selesai, pas aku balik lagi sudah ke huruf “S”. aku tersenyum dan membiarkan mereka mengarang cerita untukku.

Ada lagi yang membuatku lebih tersenyum lebar, ketika ponakan ibu banyak yang datang selaturahim Idul fitri, tentu mereka datang dengan balita-balita yang lucu sekaligus nakal. Di mana-di mana anak adalah kebanggaan bagi orang tuanya, jadilah ponakan-ponakan ibu bercerita kehebatan anaknya, ponakan yang satu bilang si A itu ngomongnya sudah lancar tapi jalan belakangan, yang satu lagi cerita kalau anak bungsunya jalan duluan baru bisa manggil ibu. Eh ibuku dari dapur ikut membanggakan putri sulungnya yang tak lain tak bukan adalah aku. “Kalau si dia ini belum sampai satu tahun dah jalan tapi… tapi sampai sekarang belum lancar menyebut semua huruf” Ruang tamu seketika riuh oleh tawa. Ibuku, ibuku…aku tersenyum.

Sekarang aku menikmati setiap lelucon huruf “R” ku yang tidak jelas itu. Kejadian di kantor lebih seru lagi, mereka sama dengan teman sekolah ataupun kuliah, mereka suka bercanda dan menyuruhku menyebut kalimat yang berujung huruf aneh itu. Misalnya “pagar rumah warna merah”, namun aku harus mengakui karena mereka pula aku jadi kreatif, memanggil nama orang mencari penggalan untuk menghindari kata yang mengandung huruf R, atau mencari persamaan kata misalnya:

- Turun = Ke bawah
- Ngeprint = Nyetak
- Dibicarakan = Dibahas
- Kamar mandi = Toilet/Wc (Water Close)
- Ruangan = Tempat
- Parau = sengau


Ada yang punya saran untukku agar tidak melafalkan Huruf itu?

This entry was posted on 9:51 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

7 comments:

On April 1, 2009 at 12:03 PM , Rudy said...

Minum Coca-Cola aja biar bisa
Brrrrrrrr...........
Hahaha....

 
On April 1, 2009 at 5:47 PM , ira said...

>Rudy: he..he.. udah pernah tetep ga bisa.

 
On April 2, 2009 at 11:31 PM , Ariya Des Utami said...

be calm, ra. karena romeo tak jelas itulah, dirimu jadi menarik.

 
On April 8, 2009 at 1:39 AM , lia said...

haha...
duduk di belakang motor yg lagi dipanasin trus latihan niruin suara yg keluar... =D

 
On April 12, 2009 at 11:19 PM , lilih muflihah said...

sendiri itu begitu sepi tapi bergantung pada situasi...

 
On April 14, 2009 at 5:44 PM , ira said...

> Aciko Z: he..he.. cadel kok di bilang menarik.

> Azkia Zone: Wah, sarannya kagak bisa diterima, kalau duduk di belakang motor ada juga tambah gelagapan kena asap..., iya kan?

> Lili: Bukan Romeo yg itu?

 
On April 26, 2009 at 9:33 PM , anum said...

tenang mbak...mbak ga sendirian kok, ada anum jg para anggota komunitas 'R' langka,he...