Author: ira
•9:06 PM


Kisah ini terjadi pada awal kuliahku, zaman jahiliyah aku menyebutnya. Aku masih seneng pake jeans, kemeja, lengkap dengan tas butut kesayangan. Cuek bebek. Aku sering ketinggalan gosip-gosip temen seangkatan. Meniru kata temenku, “Ira mah, telat……”. Satu hal yang pasti aku ga bisa bisik-bisik jarak jauh, membaca bahasa bibir. Bibir kok dibaca kayak tulisan aja. Kalau kata temen-temen ku itu indikasi aku kurang peka.

Kuliah menurutku menyenangkan asal jangan mata kuliah Perpajakan, kalau itu aku langsung bilang, kuliah BeTe, abis dosennya Galak BeGeTe, terus suruh ngisi eS Pe Te, menyebalkan!? Apa lagi hari itu kuliah perdana usai Lebaran, hari hujan pula, Komplit sih alasan untuk bolos, tapi ada hal yang membuatku excited untuk tetep kuliah, aku habis potong poni Saudara-saudara!. Poni ala Nia Dinata tapi kependekan, he…he… bukan tambah cantik dheh,tapi tambah nonong! Ah, bodo’ amat EGP. Apapun itu aku ingin tau reaksi temen-temenku yang lucu.

Hari itu nunggu bis agak lama maklum hujan, sekalinya dateng bis penuh sesak karena udah kesiangan aku nekad naik, jadi tarzan dheh… bergelantungan sepanjang jalan. Pasti banyak copet nih. Pikirku. Tapi aku selamat sampai tujuan tanpa halangan suatu apapun kecuali masih hujan rintik-rintik. Aku jalan dari halte kampus ke FE pake payung. Tumben-tumbenan… Manis banget kan?

Sampai di depan kelas aku udah telat, wah bisa disuruh nutup pintu dari luar alias ga boleh masuk nih, dengan hati dak! Dik! Duk! Dong! Aku masuk, Bapak dosen menatap dengan mata sinis, aku ketakutan tapi beruntung aku boleh masuk. Kulayangkan pandangan mengitari kelas bangku belakang udah penuh, tinggal bagian depan, ya apes duduk depan. Teman di sampingku mulai senyum-seyum menatap wajahku tepatnya poniku.
“Ah, diam nanti Singa ngamuk kalau kita ribut” ujarku.
“ternyata Lu Nonong juga, he..he..” kata temenku sambil nyengir.
“Udah, tu dah mau mulai kuliah…., sambil kulihat bapak dosen yang galak.

Aku terus nunduk. Temen-temen berbisik, ira rambut baru, ada yang bilang lucu, kayak Nia Dinata salah potong rambut, ada yang bilang tambah jelek dan tak seorang pun yang bilang bagus. Aku pura-pura ga denger, tetep nunduk icak-icak baca buku. Absensi sampai di tempatku. Aku serius mencari namaku di daftar peserta kuliah, kemudian tanda tangan, terdengar Bapak dosen membuka kuliah,
“Assalamu’alaikum……”
Dengan lantang aku menjawab “Waalaikumsalam Warohmatullah”
Seketika aku mendongak karena hanya aku yang menjawab salam, bersamaan sorak dan tawa pecah sejenak. Ternyata Dosen kami nelpon pengurus gedung untuk bawain LCD ke kelas.

Mukaku pucat, aku ketakutan. Pikiran ku menduga-duga aku pasti dimarahi, udah dateng telat bikin gaduh, atau aku dituduh melecehkan Dosen. Aku takut setengah mati.
Sebagian kecurigaan temen-temen kalau aku ga peduli lingkungan terbukti. Andai saja aku dengerin kata ibu kalau aku tuh ga cocok pake poni, pasti tadi aku ga nunduk, atau aku peduli apa yang sedang terjadi di kelas dan melihat Bapak dosen menelpon. Ah! Sudahlah!

This entry was posted on 9:06 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.