Inilah rumah tua
Tembok retak seribu
Penuh coret moret anak jalanan tak menimba ilmu
Di sekolah pada guru dan suhu
Tiang depan rumah condong ke bumi
Persis orang mabuk diiring wanita cantik nan seksi
Plafon terlepas dari pilarnya
Tiada menentu melambai-lambai
Serupa dasi pejabat dikibar angin sepoi
Sekiranya pulau dewata pilihan tempat rapat
Dasar penghuni tak berguna
Bukankah rumah itu dibangun susah payah oleh ayah?
Semestinya engkau setia pada janji.
Seperti pengemis yang datang setiap pagi
Menadahkan wadah berharap sedekah
Kasihan sekali dia.
Rumah tua tak memberi apa-apa.
Tak ada lagi anyelir, melati
Di buritan dekat kolam
Hanya seonggok sampah busuk
Dan comberan biru
Tapi rumput teki, rapi
Di sudut halaman ini adalah sedikit bukti
Engkau pernah mencintai rumah tua
Sepenuh hati
•1:30 AM
puisi
|
This entry was posted on 1:30 AM and is filed under
puisi
. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
0 comments: