Weekend bagiku adalah anugerah, walau sebenarnya aku kerja hingga sabtu tapi aroma weekend sudah dapat dirasa sejak hari jum’at, karena pada hari ini istirahatnya sejak pukul 11.30, karena kami—kaum hawa—tak sholat Jum’at, biasanya teman-teman kantor menghabiskan waktunya untuk makan ke tempat yang jauh, yang hari biasa tak mungkin pergi ke sana, pergi ke pasar, kebetulan tempat kerjaku tak jauh dari pasar tradisional Natar. Sesekali aku ikut makan atau ke pasar, tapi tak jarang aku pulang ke mes untuk tidur (he..he.. catatannya jika malamnya aku tidur larut) atau browsing di kantor juga hal yang menarik dengan mengabaikan telepon yang masuk—kan jam istirahat-- pokoknya thank’s God is Friday…..
Sabtu, masih tayang (baca:Kerja), tapi bank kan tutup, bagiku yang orang keuangan adalah satu kelonggaran karena tidak terlalu diuber-uber cash Flow, agak nyantai pulangnya juga jam 14.30, lebih lagi sabtu tanggal lima kemarin, tanggal gajian, sehari dua anugerah.Masih adalagi, sesampainya pulang di mes, ada suara ngiek.. ngiek.. ngiek.. ngiek.., aduh suara apa pikirku, tapi seekor induk kucing keluar dari bawah tempat tidurku, Masyaallah, dua ekor anak kucing—Putih dan Hitam—telah diboyong ibunya ke sana. Aku memang penggemar kucing sejak kecil, pernah suatu ketika kucingku mati, aku menangis setengah hari, terimakasih ini kejutan pertama.
Minggu, tentu ini hari yang ditunggu-tunggu, terlalu banyak hal yang bisa dikerjakan hari minggu, dari shopping atau sekedar cuci mata ke mall, ke toko buku, menulis puisi, memcoba membuat masakan—walau seringnya tak sesuai resep—bersih-bersih kamar, berkumpul dengan teman FLP, atau sekedar bermalas-malasan di mes sambil membaca buku, semua adalah hal menarik, tentu masih ada rutinitas minggu yang sering ku lakukan yaitu, kondangan, ini pun menarik karena dalam beberapa kesempatan bisa bertemu teman-teman lama. Tapi minggu 6 juni lalu juga special, karena aku mengahadiri acara pelatihan menulis bersama Habiburrahman EL Shirazi yang diadakan oleh FLP METRO, sejak malamnya ketua FLP menugasiku untuk membuat bahan presentasi untuk memperkenalkan FLP Lampung saat acara, katanya beliau akan datang, tentu malam minggu dengan bahan seadanya aku buat materi singkat, tapi paginya ketua FLP memintaku untuk memprensentasikan saat acara, karena beliau berhalangan hadir. Dengan agak gugup akhirnya aku terima tugas itu, nervous sie, itu kan acara besar pikirku, tapi tak apalah toh aku yang buat bahan tentu aku bisa, begitu aku berkeyakinan. Sesampainya di tempat acara, aku diberitahu oleh ketua FLP Metro bahwa ada sambutan ketua FLP Lampung, Apa???? Tapi kenapa Pak Ketua tidak memberitahuku, dia hanya bilang untuk presentasi perkenalan FLP Wilayah? Awas nanti! Ancamku. Setelah saling tunjuk untuk menggantikan Ketua sambutan, kebetulan ada koordinator humas, ku pikir tak apa memintanya menggantikan ketua sambutan, tapi akhirya aku yang sambutan sekaligus membuka acara karena yang seharusnya membuka acara adalah Wali kota Metro, tapi karena bertepatan dengan Ulang Tahun kota Metro, beliau pergi ke acara tersebut. Tentu ini mengejutkan, tak pernah terpikir untuk sambutan apalagi membuka acara sebesar itu. Masih terbayang deg-degannya pagi itu.
Pelatihan menulis itu selain di isi oleh Habiburrahman EL Shirazi juga oleh Sakti Wibowo. Acara selesai jam 16.00, setelah sholat dan bincang-bincang dengan pengurus FLP Metro, aku dan teman-teman dari Bandar Lampung—Mbak Lili, Mbak Sin-sin, Mbak Desma, Mbak Elia-- meninggalkan aula Dinas Pendidikan kota Metro. Rencanaku adalah tidur di bus Ac, tapi yang terjadi seorang ibu dengan anaknya kira-kira usianya empat tahun naik dan tidak dapat tempat duduk, untuk merelakan bangkuku untuk ibu itu jelas tingkat ikhlasku belum sampai tahap itu, toh banyak bapak-bapak (nggak bapak-bapak semua, ada yang masih muda) tetap bergeming dan pura-pura tidur. Akhirnya aku putuskan aku yang memangku anak kecil itu, ditengah perjalanan si anak tidur pulas di pankuanku sementara rencana tidurku jelas batal total, kejutan berikutnya adalah karena sudah gelap aku tidak melihat tempatku turun, dan baru sadar setelah sang kernet bilang, Pasar, ada yang pasar! Waduh tempat turunku terlewat kira-kira satu kilo meter!
Weekend oh weekend!
Selengkapnya..