Author: ira
•12:49 AM




Jika aku tua nanti, masihkah aku tetap cantik seperti nenekku, bisakah setabah dan setegar beliau menjalani hidup yang tak mudah, atau masihkan aku ‘seperkasa’ beliau diusia senja. Ya perkasa, aku sebut begitu karena di usianya yang tak muda, ia masih sanggup membuat gerabah dari anyaman bambu seperti tampah, Kepang (alas untuk menjemur padi), Kalao (Alat untuk menyaring ampas kelapa).

Nenek mempunyai 6 orang anak, 29 Cucu, 20 cicit, dan seorang Canggah. Terkadang beliau homur tentang banyaknya anaknya begini, dalam bahasa jawa, anak ora enak di kletak, putu ora keno diulu, buyut ora enak diemut, ku kira jika Anda orang Jawa akan tahu artinya, akhirnya tawa pun pecah mewarnai pertemuan kami lebaran kemarin, tapi menurut beliau tua dengan dikelilingi banyak cucu adalah penghiburan di masa senja.

Aku sangat mengagumi nenekku, beliaulah nenek satu-satunya yang aku punya, karena nenek dari Bapakku meninggal jauh sebelum aku dilahirkan begitu pula dengan kedua kakekku, dulu aku pernah membayangkan betapa bahagianya jika memiliki empat orang kakek-nenek, pasti kalau lebaran THRnya banyak.. he..he.. ini sih pikirian masih kecil.

Jika aku tua nanti, meski usia sudah ada yang mengatur, dalam do’a aku memohon ingin dipanjangkan usia, agar bisa melihat anak cucu seperti nenekku dan pesan yang selalu disampaikan adalah, urip iku kudu nrimo ing pandum

This entry was posted on 12:49 AM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.