Author: ira
•5:52 PM

Hatiku menggerimis, basah,
Pilu mengetuk-mengetuk dinding palung harap,
Rinduku sudah habis, menyusut bahkan menguap
Tinggal serpih-serpih yang tersangkut sarang laba-laba ruang hampa
di bilik sepi, pada malam-malam panjang berikutnya
di mana bintang gemitang terus menari di pelupuk mataku
mereka bercerita tentang kesejateraan dan kemakmuran
di negeri angkasa biru
sedang mereka masih terus bercerita tentang rencana
dalam janji yang itu-itu lagi.
Ahh bosan!

Selengkapnya..
Author: ira
•8:35 PM

Telah ku hidupkan tungku do’a, sejak subuh tadi
Kumasak semangat pada bejana hati
Ku tambahkan bumbu yang diambil dari luka-luka lalu
Tersajilah di meja makan pagi ini
Sepotong hangat semangat bertabur manis harap.

Selengkapnya..
Author: ira
•4:14 AM

Pada siang yang matahari-Nya siap memeluk mimpi
dan burung-burung gelatik hinggap bisu pada ranting-ranting tanpa daun
ku kabarkan padamu,
“rinduku tak lekas lalu”

Mungkin karena aku masih selalu melewati danau hijau itu
Tempat aku minum, menebus dahaga ilmu,
sekali waktu kau pernah berujar
“lekaslah memancing ikan-ikan kecil untuk bekal diri”

Atau karena mimpi ditidurku yang sedikit,
Setelah kunang-kunang menyulam malam di pelupuk mata
Entahlah…..
Tapi aku tak pernah duduk di tempat ku dulu,
Waktu takkan sanggup bawaku ke sana,
Aku hanya memandang pohon yang kian tinggi, tanpa daun apalagi buah
“Rasanya nyeri karena terlalu rindu”

Tunggu aku, bila masa nanti membawaku kembali ke danau hijau itu
Akan ku kabarkan pada tunas-tunas kecil yang kian tumbuh di sana
“Bahwa di danau itu ada cintaku yang biru”


Natar,11/03/09

Selengkapnya..